BannerFans.com

Kuasa Lidah

Monday, October 10, 2011

Shalom 

Jas 3:9  Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
Sharing kali ini ditulis untuk mengingatkan kepada kami berdua akan kuasa lidah. Kami sedang belajar untuk mengekang lidah kami. Dimana kami mau mempergunakan lidah kami untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Dan juga untuk memberi perkataan berkat bukan kutuk. 

Kasus pertama terjadi sekitar dua atau tiga bulan lalu ketika terucapkan perkataan emosi keluar dari lidah Indah bahwa "ia mau sakit satu hari dan membuat aku seharian menjaga baby Joshua". Pada saat itu aku tidak membantu Indah dalam mengurus baby. 
1Pe 5:8  Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Tak dilewatkan kesempatan ini oleh si lawan. Tidak lama setelah ucapan itu terlontarkan Indah jatuh sakit satu hari dengan sakit pusing, demam dan tidak enak badan. Pada hari itu aku yang seharusnya kerja, jadi terpaksa minta orang lain untuk menggantikan aku, karena Indah benar-benar tidak dapat bangun dan menjaga Joshua. Terjadilah apa diucapkan Indah, seharian aku jaga Joshua dan mengurus Indah yang sakit. Pada saat itu kami berdua langsung ingat dengan perkataan dari lidah Indah. Benar-benar harus menjaga lidah. Kami merasa bersalah karena melakukan perkataan sia-sia. Besoknya Indah sembuh total, benar-benar fit dan tidak merasa bahwa dia kemarin baru sakit parah sampai tidak bisa bangun. Benar-benar satu hari saja tidak lebih. Semenjak itu aku merasakan untuk menjaga si Joshua dari pagi sampai malam. Pengalaman yang berharga juga, jadi bisa mengerti bagaimana sang ibu menjaga baby. Memang semua rancangan Tuhan itu mendatangkan kebaikan. Puji Tuhan sakit pun mendatangkan sebuah kebaikan, itulah hebatnya Tuhan Yesus.

Peristiwa kedua yang aku dapat rasakan berasal dari perkataan lidahku. Memang kalau kita mau berkata-kata harus dengan hati-hati dan dengan hikmat.
Jas 1:19  Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;
Cepat untuk mendengar, lambat untuk berkata-kata dan juga lambat untuk marah. Terkadang aku tidak berpikir dahulu sebelum berbicara, ceplas-ceplos saja. Sehingga terucapkanlah perkataan kutuk. Ya kutuk, jadi di tempat kerja aku sering banyak orang yang sakit, sehingga kalau ada orang yang sakit, kita harus mencari penggantinya dan itu tidak gampang untuk mencari seseorang yang dapat menggantikannya. Jadi selama dua atau tiga minggu terakhir ini tidak ada yang sakit. Hore, sorak teman kerjaku, beberapa minggu ini kita tidak perlu pusing-pusing untuk telepon sana sini mencari orang pengganti, tidak ada yang sakit minggu ini. "Yap, liat aja minggu depan atau dua minggu lagi pasti ada yang telepon sakit" cetusku. DOR. Kalau tidak salah minggu lalu perkataan kutuk ini terlontar dari mulutku dan aku tidak menyadarinya. Hari jumaat kemarin dua orang di hari yang sama benar-benar sakit, satu datang dengan keadaan tidak bisa jalan dengan baik karena ada masalah dengan bagian pelvisnya. Satu lagi flu berat plus infeksi paru-paru. Pada saat itu aku ditelepon oleh Ops Manager aku, dia minta supaya aku datang lebih awal satu jam, jadi pada saat aku berbicara dengannya aku diingatkan oleh perkataan kutuk ini olehnya. "Kau telah mengutuk orang supaya sakit, jadi minggu ini benar-benar terjadi" katanya. Langsung saja aku sadar bahwa perkataan sia-sia kita dapat dipakai oleh lawan untuk menuntut Tuhan agar dapat melakukan sesuatu yang mereka inginkan. Pada hari sabtunya teman aku kakinya terkilir karena dia maen touch (sejenis permainan rugby). Tiga orang sakit, aku merasakan bahwa aku dari sekarang harus belajar untuk mengekang lidah ini.

Pernah aku membaca di sebuah buku, bahwa cara kerja si setan yaitu datang kepada Tuhan dan selalu menuntut untuk menghancurkan dan menyiksa manusia, itu dapat terjadi salah satunya dengan memakai perkataan anak-anak Tuhan sendiri. Karena kuasa lidah sangatlah besar. Lidah sangat susah dikekang, tapi dengan bantuan Tuhan kita pasti bisa selalu mengeluarkan kata-kata berkat dan berhikmat, bukan untuk menghancurkan orang atau mengutuk orang tapi untuk membangun dan membantu orang. Saat ini kami sedang belajar untuk lambat dalam berkata-kata, berpikir dahulu sebelum berkata-kata. Memang terlihat agak kaku tapi kalau kita ucapan yang kita keluarkan itu melalui pikiran dan hikmat maka orang yang mendengar pun dapat merasa terberkati. Ada teman kami bernama sebut saja X, setiap kali berbicara dengannya pasti ada jeda sebelum dia menjawab obrolan kami, sepertinya sedang memikiran apa kata-kata yang akan dikeluarkannya. Dan setelah dia menjawab, kami merasa bahwa perkataannya sangat berhikmat dan sangat memberkati.

Memang semuanya itu ada proses untuk belajar, bejana yang indah terjadi setelah proses yang panjang. Selama proses itu Tuhan bergumul dengan kita, mengajarkan kita hal yang lebih baik untuk menjadi lebih serupa dengan-Nya. Menjadi sempurna seperti Dia.
Mat 5:48  "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Semoga sharing kali ini dapat menjadikan kita lebih baik dalam mengeluarkan perkataan. Tuhan Yesus memberkati.

0 comments:

Post a Comment