BannerFans.com

Kritik Adalah Kesombongan

Sunday, December 4, 2011

Shalom..
Mari kita mulai dengan membaca ayat ini Mat 7:3  Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?  
Inilah yang terjadi padaku di tempat kerja. Yap, selalu melihat kesalahan orang lain, tapi tidak melihat kesalahan sendiri. Sampai akhirnya aku baca sebuah buku berjudul "Overcoming Evil in The Last Days" halaman 47 dengan subjudul "Kritik adalah Kesombongan". Pada saat itu aku baru sadar, bahwa apa yang aku lakukan selama ini membuat semuanya menjadi kacau. Aku merasa dimanfaatkan oleh si pencoba untuk menuntut Tuhan lewat perkataanku. Benar-benar membuat aku menyesal, tapi Tuhan itu baik, Dia selalu mengingatkan kita baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga kita dapat memperbaiki kesalahan kita.



Dimulai dari kesalahan terbesarku yaitu tidak melihat kesalahan sendiri tetapi selalu menyalahkan orang lain. Jadi di tempat kerja aku bekerja sebagai salah satu senior staff yang dipercayakan untuk membuat semuanya berjalan lancar. Aku melihat para staff yang lain yang sering membuat kesalahan di tempat kerjaku. Mulailah aku asik dengan mengkritik kesalahan mereka tanpa menyadari bahwa itu adalah kesalahan terbesarku. Memang melihat kesalahan orang lain itu sangatlah gampang dibanding melihat kesalahan sendiri. Sehingga suatu ketika aku mendapatkan suatu pesanan dari customer yang harus siap jam 11 siang. Pada saat itu aku terlalu sibuk memikirkan hal-hal yang lain, pada hari itu kami diperkirakan akan kedatangan inspector yang selalu mengecek restoran tiap bulannya. Pada jam 11 siang, customer itu datang dan aku benar-benar lupa akan pesanannya. Pada saat itu ada bosku yang sedang disana, sehingga dia pun tidak habis pikir dengan kesalahanku ini. Bosku langsung menawarkan minuman gratis kepada customer itu dan kami langsung membuatnya seketika itu juga dan akhirnya pesanan siap dalam seketika dan customer pun tidak begitu marah. Phew. Kejadian ini hanyalah salah satu dari kesalahan aku selama ini. Kemudian aku berpikir, kenapa bisa terjadi kejadian seperti ini? Bertanyalah aku kepada Tuhan, kok kinerja kerja aku semakin hari malah semakin merosot?

Hari demi hari berlalu, aku pun mau berusaha untuk bekerja lebih baik, tapi kritikan masih belum lepas dariku. Masih juga suka menjelekkan mereka. Kebanyakan staff-staff ini masih baru dan mereka masih dalam training. Ini benar-benar kesalahan terbesarku. Sampai akhirnya aku membuka buku "Overcoming Evil in The Last Days", aku membuka buku ini secara acak dan halaman 46 langsung terbuka dengan beberapa bagian yang sudah diberi stabilo ( aku sudah pernah baca buku ini sebelumnya).  
Isa 58:8  Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.
Isa 58:9  Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah, 
Kepada kita dijanjikan bahwa jika kita membuang kuk kritik tersebut dari antara kita (yang digambarkan sebagai "menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah"), terang kita akan merekah, luka kita akan pulih dengan segera, kemuliaan Tuhan akan mengikuti kita dan Ia akan menjawab doa kita. ... mengubah kritik-kritik kita menjadi doa-doa syafaat. (Overcoming Evil in the Last Days halaman 47).
Wow pada saat baca ini aku langsung teringat apa yang sedang terjadi di tempat kerjaku. Dimana aku yang selalu melakukan hal itu dan membicarakan kesalahan-kesalahan mereka kepada bosku.
Kritik merupakan salah satu manifestasi puncak dari kesombongan karena jika kita mengkritik seseorang, kita beranggapan bahwa diri kita lebih baik dari mereka. Kesombongan menghasilkan apa yang seharusnya paling ditakuti manusia- penentangan Allah. "...Allah menentang orang yang congkak tetapi mengasihani orang yang rendah hati" (Yakobus 4-6). Adalah lebih baik seluruh roh-roh jahat dari neraka yang melawan kita daripada Allah.
Wah setelah baca yang satu ini, langsung aku mengakui semua kesalahan yang telah aku buat. Aku merasa selama ini semua kesalahan mereka yang aku kritik itu disebabkan oleh aku. Aku baru sadar kalau mereka akan tidak berkembang jika aku selalu melemparkan kritik, aku merasa melemparkan kutuk melalui kritikan ini, tapi aku tidak sadar hal itu sampai aku membaca kembali buku ini. Tuhan menyadarkan aku lewat buku ini, agar aku mengubah kritikanku menjadi doa syafaat. Memang mereka membuat kesalahan, tetapi aku pun juga pernah melakukan kesalahan. So kenapa aku harus selalu mengingat dan mengkritik mereka tentang hal itu? Hal itu yang aku rasakan bahwa mudah sekali terpancing untuk memulai "ngomongin" kesalahan-kesalahan para staff yang lain saat ada yang memulainya. Padahal aku pun pernah membuat kesalahan seperti salah satu yang aku ceritakan diatas dan masih banyak lagi yang lain. Saat aku mulai mengingat kesalahan-kesalahan saat aku ditraining, aku pun baru sadar bahwa aku bukanlah yang tidak pernah melakukan kesalahan. Mungkin salah satu orang yang paling banyak melakukan kesalahan. Puji Tuhan, Dia menyadarkan aku sebelum semuanya bertambah parah.

Sekarang aku menambahkan list doaku sebelum aku pergi bekerja untuk mendoakan para staff yang lain yang bekerja pada shift aku agar mereka bekerja dengan baik. Aku bersyukur sekali kepada Tuhan yang memberikan solusinya kepadaku. Daripada aku mengkritik mereka lebih baik aku mendoakan mereka agar mereka bekerja sama dengan aku membuat semua pekerjaan di tempat kerjaku menjadi lebih baik sehingga nantinya kami menjadi sebuah team yang kuat. Kalau mengkritik orang itu biasanya membuat kita senewen dan menggerutu tapi kalau kita mendoakan mereka maka senewen dan gerutu kita akan menghilang dengan segera, perasaan damai yang akan muncul dalam hati kita.

Itulah yang terjadi di tempat kerjaku beberapa bulan yang lalu. Sekarang mereka semakin membaik, memang masih ada beberapa staff yang tidak bisa berubah dalam sekejap mungkin dikarenakan sifat dan pribadi mereka. Dan sekarang masih banyak yang suka "ngomongin" kesalahan-kesalahan staff lain, tapi aku tidak mau mengulang kesalahan yang sama. Aku selalu berusaha menghindari jika ada salah satu staff yang memulai memancing topik ini dengan mengalihkan pembicaraan yang lain or terkadang aku suka bilang "aku juga masih suka melakukan kesalahan" Aku tidak mau menjadi divisi pengejek-pengejek akhir jaman. Sekarang aku merasa dengan mengubah kritikan menjadi doa syafaat aku tidak lagi stress dan terbeban. Malahan sekarang aku bisa lebih tenang dan melihat dari luar konteks dan berpikir apa yang harus aku perbuat agar orang ini tidak mengulangi lagi kesalahan mereka? Manusia sangatlah menarik, setiap orang memiliki sifat-sifat yang berbeda, tidak ada satu ilmu pasti yang dapat diterapkan dalam hal ini. Setiap orang memiliki cara training yang berbeda, cara A bisa diterapkan pada si A tapi belum tentu bisa diterapkan pada si B. Jadi aku lebih membuka mata dan berpikir lebih keras untuk mengenal setiap pribadi. Manusia adalah ciptaan yang unik. Pencipta manusia ini adalah genius. Ajaib kau Tuhan yang menciptakan setiap pribadi yang berbeda pada manusia.

    2 comments:

    Felhis said...

    aku jadi juga mau belajar banget akan hal ini,mau melihat diri dulu sebelum mengkritik orang lain and klo mau menegur pun dengan kasih

    Hendri said...

    @Felisia Devi

    hehe... Betul kalau mau menegur tidak boleh pake emosi, sering kali terjebak dalam emosi. Iya yang benar mesti pakai kasih... Kasih itu sabar..... ini aku masih belajar untuk bersabar :P Thanks buat commentnya

    Post a Comment