Shalom...
Pada suatu hari saya dan istri saya lagi ngobrol tentang hal-hal di dunia ini, sampailah kami ke peribahasa ini "Sorga ada di telapak kaki ibu". Pastinya kita orang Indonesia sudah sering sekali mendengar hal ini. Dari waktu kecil sampai kita besar, sering sekali mendengar peribahasa ini. Benarkah sorga itu ada di telapak kaki ibu?
Banyak orang tua memakai peribahasa ini untuk membuat anak-anaknya sayang dan hormat kepada ibunya. Tidak salah kalau kita hormat dan sayang kepada ibu kita karena Tuhan pun mengajarkan kita untuk menghormati orang tua mu.
Kel 20:12 Honor your father and your mother, so that you may live long in the land the Lord your God is giving you.
Mat 15:4a Sebab Allah berfirman : Hormatilah ayahmu dan ibumu .
Kemudian kami berdua pun lanjut mengobrol lagi, tentang kotbah yang kami dengar dari pak Daniel Alexander, dalam kotbah itu dia membuka sesuatu hal yang baru bagi kami. Jadi ini firman yang dibawanya pada saat itu
2 raja-raja 21:1-2. Manasye berumur dua belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan lima puluh lima tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Hefzibah.
Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, sesuai dengan perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalau TUHAN dari depan orang Israel.
2Raja-raja 22:1-2Yosia berumur delapan tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga puluh satu tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Yedida binti Adaya, dari Bozkat. Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup sama seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri.
Setiap kali ada raja yang baru diangkat di kisah 2raja-raja selalu disebut nama ibunya kemudian diayat selanjutnya disebutkan apa tingkah laku dari si raja tersebut, apakah dia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan apa yang benar di mata Tuhan. Seperti contoh diatas, Manasye melakukan apa yang jahat sedangkan Yosia melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Pak Daniel Alexander ini bertanya sama Tuhan kenapa nama ibunya selalu disebut-sebut sebelum tindakan yang dilakukan raja itu. Tuhan menjawab kepadanya kalau ibunya yang memegang peranan penting dalam pembentukan anaknya.
Juga saya pada beberapa waktu yang lalu membaca di kitab Ezra dimana mereka mencoba kembali membangun bait suci kembali. Pada saat itu Ezra mendengar bahwa ada beberapa orang Israel yang mengambil istri dari orang Kanaan bahkan para pemuka dan penguasalah yang lebih dahulu memulai perbuatan tersebut. Kita tahu bahwa Tuhan melarang perkawinan campur bahkan sampai sekarang pun masih. Tuhan menghendaki agar kita memilih pasangan yang memiliki satu Roh. Di kitab Ezra mereka pun mengaku dosa mereka karena telah melakukan perkawinan campur dan akan mengusir semua perempuan itu dengan anak-anaknya (Ezra 10:3). Pada saat itu aku bertanya kepada Tuhan, kok kejam sekali ya Tuhan itu? Tapi saya langsung dijawabnya di kitab Nehemia, Tuhan itu Kasih, segala rancangan-Nya mendatangkan kebaikan.
Nehemia 13:26-27 Bukankah Salomo, raja Israel, telah berbuat dosa karena hal semacam itu? Walaupun di antara begitu banyak bangsa tidak ada seorang raja seperti dia, yang dikasihi Tuhan dan diangkat oleh Tuhan itu menjadi raja seluruh Israel, namun dia pun terbawa ke dalam dosa oleh perempuan-perempuan asing itu. Apakah orang harus mendengar bahwa juga kamu berbuat segala kejahatan yang besar itu, yakni berubah setia terhadap Tuhan kita karena memperistri perempuan-perempuan asing?
Ada sesuatu di balik perintah Tuhan kenapa kita tidak boleh melakukan hal tersebut. Agar kita tidak berubah setia terhadap Tuhan kita. Setiap firmanNya mendatangkan kebaikan bukan. Ibu selalu mengajar anak-anaknya, tapi apakah ajarannya itu sesuai dengan Firman? Bagaimana sesuai dengan Firman jika mereka adalah perempuan-perempuan asing yang berasal dari Asdod, Amon, dan bangsa-bangsa lain. Mereka pun tidak mengenal Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Mereka pasti akan mengajarkan apa yang mereka tahu karena itu adalah insting dari seorang ibu, mereka akan mengajarkan dewa-dewa mereka dan tradisi-tradisi mereka kepada anak-anaknya. Bener gak ya? Contohnya pada waktu saya kecil, (saya orang tidak percaya Tuhan sebelumnya) saya diajarkan oleh mama saya tentang tradisi-tradisi orang cina. Saya liat mama saya suka bakar kertas uang terus saya sebagai anak kecil bertanya sama mama, "mama lagi ngapain?" mama saya jelasin apa yang sedang dia lakukan dan banyak hal-hal lainnya. Apakah yang mama saya ajarkan itu salah? Menurut dia tidak salah, karena dia tidak belum mengenal Tuhan Yesus (Saya percaya suatu saat mama akan mengenal Tuhan Yesus dan mengakui-Nya sebagai Juru Selamatnya Amin). Mama saya hanya melakukan tradisi yang dia tahu dan memberi tahu kepada anak-anaknya secara natural sebagaimana seorang ibu. Jadi para ibu-ibu yang sudah percaya Tuhan Yesus tolong ajarkanlah Firman kepada anak-anakmu agar mereka tumbuh baik dan melakukan apa yang baik di mata Tuhan. Seperti ayat di
Ulangan 6:5-9 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.
Mengajarkan dan membicarakannya tentang apa sih? Jawabannya ada di ayat selanjutnya bagaimana Tuhan Israel telah membawa mereka masuk ke tanah perjanjian, bagaimana Tuhan dengan tanganNya yang kuat membawa mereka keluar dari tanah Mesir dengan segala mujizat-mujizatNya.
Kalau kami sendiri menceritakan tentang Firman Tuhan Yesus sendiri dan bagaimana perjalanan kami bersama dengan Dia. Bagaimana Tuhan menjadikan saya percaya kepadaNya yang sebelumnya bukan orang percaya, bagaimana Tuhan membuat kami masuk ke negeri yang kami tempati sekarang ini, bagamana Tuhan memberkati kami pada saat perkawinan kami, dan setiap pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam hidup kami akan kami ceritakan kepada anak-anak kami agar mereka dapat mengenal Tuhan yang menciptakan langit dan bumi ini. Praise the Lord.
Semoga dapat menjadi berkat bagi yang membaca. Tuhan memberkati.
Semoga dapat menjadi berkat bagi yang membaca. Tuhan memberkati.
0 comments:
Post a Comment