BannerFans.com

HOMESCHOOLING World, Here We Come! (",)

Saturday, March 12, 2016

Sudah hampir setahun yang lalu saya masih berdoa untuk bertanya kepada Tuhan Yesus, kemana Joshua, putra sulung saya yang waktu itu hampir berusia 4 tahun, akan disekolahkan. Sebenernya disini kalau mau sekolahin anak yang penting harus di sekolah yang paling deket sama rumah, tapi entah kenapa saya pengen saja doa dan tanya sama Tuhan mengenai hal tersebut. Saya mikirnya pasti kalo nggak di sekolah A, pasti di sekolah B ato di sekolah C, D, E dst. Pokoknya di institusi, sekolahan gitu.

Tapi yang namanya berjalan sama Tuhan itu bener-bener suka bikin surprises. 

Sekitar 3 hari setelah saya meminta tanda dari Tuhan dimana Joshua akan bersekolah, jawabannya datang langsung dari anaknya sendiri. Tiba-tiba saja ia bertanya, "Ma, bisa tidak ya Joshua sekolah di rumah dan mama jadi gurunya?" Saya langsung kaget dan di dalam hati kecil saya, saya tau inilah jawaban yang Tuhan berikan atas doa saya. Darimana anak sekecil itu tau tentang homeschooling dimana hal itu tidak umum dan tidak ada satu teman saya pun yang meng-homeschooling-kan anaknya? Saya menyimpan pertanyaan Joshua tersebut di dalam hati.

Malam harinya, ketika di dapur saya mendengarkan kotbah dari Youtube. Malam itu saya sedang mendengar kotbah dengan topik keluarga oleh pendeta Daniel Alexander. Tanpa disangka-sangka, beliau tiba-tiba mengatakan bahwa sekolah yang paling bagus di seluruh dunia adalah sekolah rumah alias homeschooling. Saya langsung kaget lagi. Hal itu kan tidak umum di Indonesia, kok bisa-bisanya pendeta ini mengatakan hal tersebut. Saya merasa bahwa pernyataan beliau merupakan konfirmasi dari pernyataan Joshua di siang harinya.

Saya pun bercerita mengenai hal tersebut kepada suami saya dan ia mengatakan bahwa jika itu jawaban dari Tuhan maka harus ditaati. Saya pun menyetujuinya walaupun hal itu membuat hati saya resah gelisah. Mampukah saya? Pertanyaan tersebut selalu melekat di hati saya, sampai dengan beberapa hari kemudian ketika saya membuka FB tiba-tiba gambar pertama yang saya lihat bertuliskan "God doesn't call the qualifies, He qualifies the called." Hati saya langsung tau, bahwa Tuhan meyakinkan saya bahwa saya pasti bisa karena Tuhan yang suruh.


Saya pun mulai mencari-cari homeschooling grup, yang ternyata saya tidak perlu susah-susah mencarinya karena teman segereja saya yang lumayan deket ternyata meng-homeschooling-kan 2 anaknya. Saya sudah lama dekat dengan dia tapi nggak ngeh tentang hal itu, karena anak-anaknya sudah besar. Yang satu sudah menikah, yang satu lagi hampir lulus kuliah. Saya pun menghubungi dia dan banyak sekali mendapat masukan tentang homeschooling dan singkat cerita saya langsung masuk ke dalam list Marlborough homeschooling group. Semua pintu terbuka, saya tinggal melangkah masuk. 

Dulu, ketika saya berdoa tentang sekolah untuk Josh, Josh masih di kindergarten. Tetapi ketika mendapat berbagai konfirmasi bahwa Tuhan menghendaki Joshua buat homeschooling, saya pun langsung mengeluarkan Joshua dari kindy walaupun masa sekolahnya belum habis (dan entah mengapa ketika Joshua keluar dari kindy, ada perasaan suatu beban nyangkut yang keluar, rasanya lega sekali) dan walaupun di dalam hati saya juga masih bingung kenapa Tuhan suruh Joshua buat homeschooling. Saya pikir yang penting taat dan imani dulu saja. Saya tau hal ini benar karena setelah Joshua keluar dari kindy, hati saya merasa damai sejahtera.
Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera (Yesaya 32:17a)
Salah satu jawaban yang Tuhan berikan lagi atas doa konfirmasi mengenai hal ini adalah untuk menunjukkan talent Josh, sehingga saya tau darimana saya bisa memulai "mengajar". Tuhan katakan kepada saya bahwa saya harus mengamati anak tersebut, 'apakah yang paling banyak ia mainkan?' Mobil? Saya masih belum mengerti. Sampai pada suatu ketika, tiba-tiba Joshua mengambil spidol dan menggambar sesuatu di papan tulis. Dia lalu duduk di depan papan tulis cukup lama, sekitar 15 menit tanpa melakukan apa-apa. Hanya ngeliatin papan tulisnya saja. Saya pun agak heran, dia ini lagi ngapain, karena sebelumnya Joshua struggling untuk memegang pena dengan benar dan nggak pernah mau nyoba (kalau dipaksa anaknya bisa sampe nangis-nangis karena nggak mau). Lalu tiba-tiba ia menggambar sesuatu disana, lalu senyum-senyum sendiri. Rupanya tadi dia lagi mikir. Saya pun penasaran dan ketika saya lihat gambarnya, wah dia gambar traktor yang bagus sekali untuk ukuran anak 3++ tahun! Itu benar-benar pertama kalinya dia gambar sesuatu. Tanpa dikasih contoh, baik berupa gambar atau cara. Praise the Lord!
Tuhan menjawab doa saya dengan menunjukkan talentanya Joshua. Semenjak hari itu sampai sekarang, Joshua selalu menggambar. Apa saja, tapi yang paling sering gambar mobil, yaitu mainan yang paling banyak dimainkannya.
Pelan-pelan namun pasti, melalui berbagai cara, Tuhan membukakan kepada saya alasan untuk homeschooling ini. Tuhan berbicara bahwa anak-anak yang Tuhan berikan ini adalah milik Tuhan.
3Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada Tuhan,dan buah kandungan adalah suatu upah. 4Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan,demikianlah anak-anak pada masa muda. (Mazmur 127:3-4)
5Kemudian Esau melayangkan pandangnya, dilihatnyalah perempuan-perempuan dan anak-anak itu, lalu ia bertanya: “Siapakah orang-orang yang beserta engkau itu?” Jawab Yakub: “Anak-anak yang telah dikaruniakan Allah kepada hambamu ini.” (Kejadian 33:5)
Bahwa kita harus mengasuh anak-anak ini dengan telaten dalam segala hal menyangkut keperluan tubuh, jiwa, roh mereka; semua dipersembahkan untuk kemuliaan Tuhan. Tuhan mau saya terus membimbing anak-anak tersebut untuk lebih mengenal Tuhan, dimana saja, kapan saja, tanpa ada campuran ajaran dari "dunia".
6Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, 7haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. 8Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, 9dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu. (Ulangan 6:6-9)
Saya pun mulai berdoa mengenai kedua adik Joshua, yaitu Elianna dan Natania, apakah mereka juga akan homeschooling? Tuhan katakan bahwa semua anak-anak ini akan menjadi murid Tuhan.
13 Semua anakmu akan menjadi murid Tuhan, dan besarlah kesejahteraan mereka (Yesaya 54:13)
..bahwa agar mereka dari kecil jangan terbiasa dengan tingkah orang-orang yang tidak mengenal Tuhan..
2Beginilah firman Tuhan: “Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa (Yeremia 10:2a)
 ..dan agar mereka dididik di jalan yang benar..
6Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. (Amsal 22:6)
 ..agar mereka tidak menjadi sama dengan dunia ini..
2Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Roma 12:2)
 ..dengan tujuan agar mereka seumur hidup mencintai Tuhan dengan utuh.
Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. (Matius 22:37)
Dan juga berhubungan dengan perihal homeschooling ini, Tuhan mewahyukan maksud dari 1 Korintus 3:10-11..
10Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. 11Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. 
..kepada saya demikian, yaitu dasar dari hidup anak-anak ini adalah Tuhan Yesus, dan biarlah setiap layer batu baru yang ditumpuk diatasnya yaitu pengetahuan, skills, talents, moral dlsb, itu dibangun dengan Tuhan Yesus sebagai dasar yang kokoh dan biarlah Tuhan Yesus sendiri yang akan langsung mengajar anak-anak ini melalui saya atau suami sebagai pengajar utama. Tuhan sendiri yang akan memimpin mereka. Amin. Haleluya!
11Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya, 12demikianlah Tuhan sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia. (Ulangan 32:11-12)
Semenjak kami memutuskan untuk homeschooling, banyak sekali hal baru yang terbuka bagi kami. Salah satunya adalah sosialisasi. Lingkup sosialisasi kami bukannya makin menyempit, tetapi malah makin meluas. Saya bertemu dengan banyak keluarga homeschooling disini. Hampir 100% adalah keluarga Kristen yang benar-benar cinta Tuhan dan mereka adalah keluarga harmonis yang menyenangkan. Anak-anak homeschooling yang saya liat sangat berbeda dengan anak-anak yang biasa saya lihat. Mereka ini sungguh-sungguh sopan, knowledgeable dan sangat berbakat kebanyakan di bidang musik dan seni (karena hal itu yang terlihat). Cara bersosialisasi mereka pun normal dan luwes, mereka tidak duduk berkelompok sesuai umur, tetapi nyaman duduk dimana saja dan ngobrol dengan siapa saja, baik dengan yang jauh lebih tua maupun yang jauh lebih muda. Sungguh luar biasa. Baru kali ini saya melihat kelompok anak-anak muda yang seperti itu; yang tangan dan matanya jauh dari handphone dan pembicaraannya sopan dan berisi. Saya tidak akan kuatir untuk membiarkan anak-anak saya untuk bergaul dengan anak-anak seperti itu.
20Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang. (Amsal 13:20) 
33Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. (1 Korintus 15:33)
Saya sangat bersyukur Tuhan sudah bawa saya ke jalur ini. Sekarang, semakin hari saya semakin mantap untuk meng-homeschooling-kan Joshua, walau sampai beberapa minggu yang lalu hati saya masih dilanda keresahan mengenai bahasa Inggris Joshua. Kami disini selalu berbicara dengan bahasa Palembang, jadi kalau kita ketemu temen Indo pun (jumlahnya sedikit dan itupun jarang ketemuannya) bahasa Jakarta Josh masih kaku, begitu juga bahasa Inggris (buat ukuran ngomong bahasa Inggris di Indonesia termasuk lumayan, tapi dibanding native speaker masih sangat kaku). Dulu saya mikirnya kalau Josh akan belajar bahasa Inggris di sekolah, namun manusia bisa berencana, Tuhan yang menentukan. Pemahaman bahasa Inggris Joshua bagus tapi masih terbatas untuk ngomong. Maklum, kami memutuskan untuk tidak mempunyai TV di rumah karena program acara NZ kurang bagus, kurang mendidik dan banyak pornografi; kamipun hampir tidak pernah menonton kartun Disney ataupun Pixar (banyak referensi miring tentang Disney/Pixar, salah satu contohnya ada di link sbb http://vigilantcitizen.com/latestnews/mom-blog-disney-ruining-kid/) jadi kami tidak mau anak-anak "dididik" oleh program seperti itu. Akses ke laptop dan handphone pun terbatas. Kebanyakan mereka main di pekarangan rumah bersama anak-anak tetangga (weekend only) dan di taman saja. Jadi mereka hanya mendengar bahasa Inggris kalau lagi keluar rumah (jalan-jalan/ke gereja), ketemu temen atau kalau saya bacakan buku saja. Baca buku pun jarang semenjak saya melahirkan baby yang ketiga sejak 5 bulan yang lalu. Lalu, saya pun bawakan hal ini kepada Tuhan.

Tuhan lalu ingatkan saya tentang kemampuan menggambar Joshua yang tiba-tiba muncul, lalu Tuhan katakan bahwa seperti itulah nanti skill bahasa Inggris Joshua. Tuhan pun menambahkan bahwa Ia tidak akan mempermalukan orang-orang yang telah mengikuti Dia. Praise the Lord! Janji Tuhan tersebut saya pegang dan saya amini.
 Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. (Filipi 1:20)
Sudah tinggal 8 bulan lagi sampai dengan Joshua resmi homeschooling. Sekarang saya masih belum mulai, biar anaknya menikmati masa kecilnya dulu. Namun sebelum resmi homeschooling, saya harus ajukan aplikasinya dulu yang akan di review oleh Departemen Pendidikan NZ. Mohon doakan ya, agar jalannya dilancarin dan aplikasinya diterima sehingga Joshua bisa dapat exemption untuk sekolah di rumah :)

Saya percaya ini adalah panggilan buat saya. Panggilan = perintah, jadi harus saya taati. Tapi dengan Saudara-saudara yang nggak disuruh Tuhan buat homeschooling, berarti ya nggak usah, karena itulah yang terbaik bagi Saudara maupun anak-anaknya. Bagi saya, ini yang terbaik karena setiap orang diberikan tugas dan perintah yang berbeda-beda. Rancangan Tuhan berbeda-beda bagi setiap individual. Yang terbaik bagi saya, belum tentu baik bagi Saudara dan juga sebaliknya. Yang terpenting adalah Tuhan suruh apa nggak, Tuhan panggil atau tidak. Itulah yang membuat dunia ini seimbang karena semua ada tempat dan bagiannya. Yang terpenting adalah nurut sama Tuhan :)

Terima kasih ya sudah membaca sharing saya ini. Tuhan memberkati.
97Betapa kucintai Taurat-Mu!
Aku merenungkannya sepanjang hari.
98Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku,
sebab selama-lamanya itu ada padaku.
99Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku,
sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan.
100Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua,
sebab aku memegang titah-titah-Mu.
101Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku,
supaya aku berpegang pada firman-Mu.
102Aku tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu,
sebab Engkaulah yang mengajar aku.
103Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku,
lebih dari pada madu bagi mulutku.
104Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu,
itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta.
 (Mazmur 119:97-104)

8 comments:

Unknown said...

Hi

I enjoyed read ur blog please update about the truck food

Unknown said...

HI ko... saya senang ketemu blog ini... saya mau tanya2 tth pindah ke new zealand... kalau koko berkenan, sya boleh minta email atau klo tidak di disclose boleh email saya gisela_katherine@live.com

saya dan pasangan juga sedang bergumul utk pindah.. mudah mudahan koko bisa bantu sharing pencerahan

Unknown said...

HI ko... saya senang ketemu blog ini... saya mau tanya2 tth pindah ke new zealand... kalau koko berkenan, sya boleh minta email atau klo tidak di disclose boleh email saya gisela_katherine@live.com

saya dan pasangan juga sedang bergumul utk pindah.. mudah mudahan koko bisa bantu sharing pencerahan

Anonymous said...

Hi Hendri,

Terima kasih atas tulisanya di blognya.
Kalau boleh saya mau tanya lebih lanjut untuk rencana dengan isri & anak untuk migrasi ke NZ.
Boleh saya minta alamat email Hendri atau Hendri dapat kirimkan kepada saya arisugiarto_t@yahoo.com.


Terima kasih, TUHAN YESUS memberkati

Anonymous said...

Hi Hendri,

Terimakasih atas sharingnya tentang New Zealand. Saya mau tanya lebih lanjut tentang NZ. Kalau tidak keberatan, mohon hubungi saya di nurhayati.ricky@hotmail.com. Terimakasih.

Lynns pram said...

Hi...
Salam kenal ya:)
Tidak sengaja saya mendapatkan artikel ini. Selamat datang dalam dunia homeschooling. Saya juga memilih homeschool sebagai cara kami mengedukasi anak-anak. And yes, homeschooling is a calling. If God calls us, He will provide everything that we need. Satu kalimat yang selalu saya bagikan di blog saya adalah only by His grace:)
Jia you and Jesus bless you

Hendri said...

Hi Lynn

Salam kenal ya. Sorry baru balas comment nya. Terima kasih atas komentar nya, sangat menguatkan . Tuhan yang mampu kan kita oleh kasih karunia nya. Puji Tuhan. Happy homeschooling juga. Gbu

Hendri said...

Hi Lynn

Salam kenal ya. Sorry baru balas comment nya. Terima kasih atas komentar nya, sangat menguatkan . Tuhan yang mampu kan kita oleh kasih karunia nya. Puji Tuhan. Happy homeschooling juga. Gbu

Post a Comment