Shalom readers,
Saya ini orang yang sering bermasalah dengan gigi :( Gigi geraham saya itu hampir semuanya tampalan semua. Ada 1 gigi dikanan bawah yang decaynya udah gede sekali. Sudah tipis sekali jaraknya dengan syaraf gigi. Sekitar 2 tahun yang lalu, gigi geraham tersebut di tambal ulang oleh dokter gigi. Namun suatu keanehan terjadi, entah karena apa, tiba-tiba gusi dibawah geraham tersebut bengkak dan sakit. Karena waktu itu saya sedang hamil, jadi keperluan ke dentist pun saya tunda dahulu soalnya denger-denger orang hamil sebaiknya hindarin ngotak ngatik gigi karena bisa beresiko bagi janin katanya. Jadi setelah saya melahirkan, saya pun langsung melesat ke dokter gigi. Setelah berkonsultasi dengan dokter gigi tersebut, ia mengatakan bahwa gigi saya harus dicabut karena syarafnya mati.
Di New Zealand, ada sebuah bantuan dari pemerintah yang memberikan warganya fasilitas cabut gigi gratis di hospital. Jadi saya katakan kepada dentist saya bahwa saya mau menggunakan fasilitas tersebut dan meminta supaya ia mengirimkan surat referensi ke hospital. Karena banyaknya orang yang mau menggunakan fasilitas tersebut, saya pun harus masuk daftar waiting list, yang memakan waktu hampir setahun! Sambil menunggu dan resah gelisah juga memikirkan dampak kesehatan yang bisa ditimbulkan oleh si gusi yang saya asumsikan bernanah ini. Cara-cara tradisional seperti berkumur air garam, minum susu, makan keju kerap saya lakukan namun bengkaknya tidak juga hilang. Lalu saya juga iseng-iseng cari di google informasi mengenai gusi bengkak ini. Informasi kesehatan pun membanjiri saya, yang isinya macem-macem dan membuat saya kuatir berlebihan terhadap gigi dan dampaknya bagi kesehatan tubuh, terutama organ hati si penyaring kuman. Tak lama kemudian surat dari hospital pun datang, yang isinya appointment untuk konsultasi cabut gigi dan 2 hari yang berbeda menjelang hari cabut gigi, ketika saya berdoa tiba-tiba Tuhan katakan di dalam hati saya bahwa gigi saya akan sembuh. Hanya perlu didoakan dan diolesi minyak oleh penantua, yang dalam hal ini adalah imam di rumah saya alias sang suami.
Suami saya pun berdoa dan mengolesi minyak. Hari berkonsultasi pun tiba. Dentist hospital pun mengatakan hal yang sama dengan dentist saya, bahwa harus dicabut dan tidak bisa sembuh karena sudah mati. Dia pun x-ray gusi saya, dan tunjukkan gambarnya. Saya pun pulang dengan hati dilemma, mau dicabut atau tidak? Saya fikir, giginya kan sudah didoakan, diolesi minyak dan Tuhan katakan akan sembuh. Tapi dentist berkata kebalikannya, malah ada bukti x-raynya. Lagipula hari cabut gigi ini sudah lama sekali saya nantikan bukan! Akhirnya saya berdoa kepada Tuhan agar Tuhan memberikan tanda kepada saya bahwa Tuhan benar-benar menyembuhkan gigi saya, yaitu dentist tersebut harus setuju menampal gigi saya sebagai ganti batalnya ia mencabut gigi saya. Kebijakan di Rumah sakit melarang hal tersebut karena fasilitas hanya diperuntukkan untuk cabut gigi saja. Dan kita tahu bahwa bule tidak melanggar peraturan.
Hari H. Saya utarakan kepada dentist bahwa saya yakin gusi saya sembuh. Dia mencoba yakinkan saya bahwa hal tersebut tidak mungkin. Di hari itu ia ambil xray gusi saya kembali dan bandingkan dengan x-ray yang sebelumnya. Hasilnya : tambah parah. Tapi saya tetap bersikukuh dan saya tanyakan kepadanya apakah ia mau menambal gigi saya yang lainnya sebagai ganti cabut gigi. Suprisingly, dia setuju, walaupun dia berkata akan bermasalah dengan departemennya karena hal itu dilarang. Saya pulang dengan hati happy karena Tuhan mendengar doa saya.
Namun kira-kira seminggu dari waktu itu, gusi saya benar-benar membengkak dan tambah sakit. Saya tetap imani jika Tuhan Yesus sudah sembuhkan gusi saya. Waktu itu juga Tuhan berikan kepada saya suatu sermon dari William Branham mengenai divine healing, dimana ia katakan bahwa jika suatu sel mau mati, maka ia akan mencapai level max terlebih dahulu baru kemudian ia mati. Contohnya kita punya sariawan, jika ia sudah mau sembuh maka sariawan itu akan terasa sakit sekali (tak peduli ukurannya) lalu ia akan sembuh secara perlahan saya imani hal ini dan puji Tuhan gusi bengkak dan gigi sakit itu pun hilang.
Lalu, puji Tuhan, dalam waktu sebulanan gigi saya yang sudah dikatakan mati oleh dokter gigi ini dan yang gusinya bengkak dan sakit sekali perlahan sembuh. Gusinya mengempis dan menjadi normal, sama dengan gusi yang disebelahnya dan giginya pun normal, tidak menjadi hitam, busuk ataupun bernanah. Gigiku pun bangkit kembali :) Haleluya! Itulah kejadian kebangkitan gigi dan kesembuhan gusi yang kualami setahun yang lalu. Tidak ada masalah sampai sekarang. Sembuh total tanpa dikotak katik oleh dokter gigi. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Hanya modal percaya saja dan imani setiap janji-janjinya maka Ia akan turun tangan. Amin. <3
Saya ini orang yang sering bermasalah dengan gigi :( Gigi geraham saya itu hampir semuanya tampalan semua. Ada 1 gigi dikanan bawah yang decaynya udah gede sekali. Sudah tipis sekali jaraknya dengan syaraf gigi. Sekitar 2 tahun yang lalu, gigi geraham tersebut di tambal ulang oleh dokter gigi. Namun suatu keanehan terjadi, entah karena apa, tiba-tiba gusi dibawah geraham tersebut bengkak dan sakit. Karena waktu itu saya sedang hamil, jadi keperluan ke dentist pun saya tunda dahulu soalnya denger-denger orang hamil sebaiknya hindarin ngotak ngatik gigi karena bisa beresiko bagi janin katanya. Jadi setelah saya melahirkan, saya pun langsung melesat ke dokter gigi. Setelah berkonsultasi dengan dokter gigi tersebut, ia mengatakan bahwa gigi saya harus dicabut karena syarafnya mati.
Di New Zealand, ada sebuah bantuan dari pemerintah yang memberikan warganya fasilitas cabut gigi gratis di hospital. Jadi saya katakan kepada dentist saya bahwa saya mau menggunakan fasilitas tersebut dan meminta supaya ia mengirimkan surat referensi ke hospital. Karena banyaknya orang yang mau menggunakan fasilitas tersebut, saya pun harus masuk daftar waiting list, yang memakan waktu hampir setahun! Sambil menunggu dan resah gelisah juga memikirkan dampak kesehatan yang bisa ditimbulkan oleh si gusi yang saya asumsikan bernanah ini. Cara-cara tradisional seperti berkumur air garam, minum susu, makan keju kerap saya lakukan namun bengkaknya tidak juga hilang. Lalu saya juga iseng-iseng cari di google informasi mengenai gusi bengkak ini. Informasi kesehatan pun membanjiri saya, yang isinya macem-macem dan membuat saya kuatir berlebihan terhadap gigi dan dampaknya bagi kesehatan tubuh, terutama organ hati si penyaring kuman. Tak lama kemudian surat dari hospital pun datang, yang isinya appointment untuk konsultasi cabut gigi dan 2 hari yang berbeda menjelang hari cabut gigi, ketika saya berdoa tiba-tiba Tuhan katakan di dalam hati saya bahwa gigi saya akan sembuh. Hanya perlu didoakan dan diolesi minyak oleh penantua, yang dalam hal ini adalah imam di rumah saya alias sang suami.
Suami saya pun berdoa dan mengolesi minyak. Hari berkonsultasi pun tiba. Dentist hospital pun mengatakan hal yang sama dengan dentist saya, bahwa harus dicabut dan tidak bisa sembuh karena sudah mati. Dia pun x-ray gusi saya, dan tunjukkan gambarnya. Saya pun pulang dengan hati dilemma, mau dicabut atau tidak? Saya fikir, giginya kan sudah didoakan, diolesi minyak dan Tuhan katakan akan sembuh. Tapi dentist berkata kebalikannya, malah ada bukti x-raynya. Lagipula hari cabut gigi ini sudah lama sekali saya nantikan bukan! Akhirnya saya berdoa kepada Tuhan agar Tuhan memberikan tanda kepada saya bahwa Tuhan benar-benar menyembuhkan gigi saya, yaitu dentist tersebut harus setuju menampal gigi saya sebagai ganti batalnya ia mencabut gigi saya. Kebijakan di Rumah sakit melarang hal tersebut karena fasilitas hanya diperuntukkan untuk cabut gigi saja. Dan kita tahu bahwa bule tidak melanggar peraturan.
Hari H. Saya utarakan kepada dentist bahwa saya yakin gusi saya sembuh. Dia mencoba yakinkan saya bahwa hal tersebut tidak mungkin. Di hari itu ia ambil xray gusi saya kembali dan bandingkan dengan x-ray yang sebelumnya. Hasilnya : tambah parah. Tapi saya tetap bersikukuh dan saya tanyakan kepadanya apakah ia mau menambal gigi saya yang lainnya sebagai ganti cabut gigi. Suprisingly, dia setuju, walaupun dia berkata akan bermasalah dengan departemennya karena hal itu dilarang. Saya pulang dengan hati happy karena Tuhan mendengar doa saya.
Namun kira-kira seminggu dari waktu itu, gusi saya benar-benar membengkak dan tambah sakit. Saya tetap imani jika Tuhan Yesus sudah sembuhkan gusi saya. Waktu itu juga Tuhan berikan kepada saya suatu sermon dari William Branham mengenai divine healing, dimana ia katakan bahwa jika suatu sel mau mati, maka ia akan mencapai level max terlebih dahulu baru kemudian ia mati. Contohnya kita punya sariawan, jika ia sudah mau sembuh maka sariawan itu akan terasa sakit sekali (tak peduli ukurannya) lalu ia akan sembuh secara perlahan saya imani hal ini dan puji Tuhan gusi bengkak dan gigi sakit itu pun hilang.
Lalu, puji Tuhan, dalam waktu sebulanan gigi saya yang sudah dikatakan mati oleh dokter gigi ini dan yang gusinya bengkak dan sakit sekali perlahan sembuh. Gusinya mengempis dan menjadi normal, sama dengan gusi yang disebelahnya dan giginya pun normal, tidak menjadi hitam, busuk ataupun bernanah. Gigiku pun bangkit kembali :) Haleluya! Itulah kejadian kebangkitan gigi dan kesembuhan gusi yang kualami setahun yang lalu. Tidak ada masalah sampai sekarang. Sembuh total tanpa dikotak katik oleh dokter gigi. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Hanya modal percaya saja dan imani setiap janji-janjinya maka Ia akan turun tangan. Amin. <3
0 comments:
Post a Comment