Shalom,
Kali ini saya mau sharing sedikit tentang menyanyi. Seringkali ketika saya sedang mengerjakan pekerjaan sehari-hari, secara tidak saya sadari saya sering sambil bernyanyi. Terkadang saya asal menyanyi saja, lagu apa saja yang terlintas di kepala. Seperti contohnya..Ini contoh saja ya, no offence. Tadi siang ketika saya sedang beres-beres rumah saya sambil bernyanyi sebuah lagi rohani..Ini lagunya:
Ketika hatiku t’lah di sakitiAjarku memberi hati mengampuniKetika hidupku t’lah dihakimiAjarku memberi hati mengasihiReff:Ampuni bila kamiTak mampu mengampuniYang bersalah kepada kamiSeperti hati BapaMengampuni mengasihi tiada pamrih
Mungkin banyak dari Saudara yang familiar dengan lagu ini. Lagu yang bagus, bukan? Saya pun suka dengan lagu ini, sampai dengan tadi siang ketika bernyanyi, tiba-tiba saya terhenti di suatu lirik:
"Ampuni bila kamiTak mampu mengampuniYang bersalah kepada kami"
Lho? Pikir saya. Kenapa saya harus minta ampun karena saya tak mampu mengampuni? Saya merasa saya sudah mengampuni semua yang bersalah kepada saya, dengan mengaku langsung kepada Tuhan pula (Rom 10:10). Walaupun terkadang berat, tetapi saya benar-benar sudah tidak menaruh kepahitan, dendam atau amarah kepada orang lain. Sebagai pengikut Kristus, saya juga takut sekali kepada Tuhan kalau saya sampai tidak mengampuni orang yang bersalah kepada saya, apapun kesalahan mereka karena ada tertulis:
Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu. (Markus 11:26)
Wah seram sekali ya kalau sampai saya tidak mengampuni orang.
Kemudian, saya pun berpikir, apakah dengan menyanyikan lirik "ampuni bila kami tak mampu mengampuni yang bersalah kepada kami", saya membuka celah bagi si jahat untuk punya kuasa dalam hidup saya atau tidak? Apakah tidak apa-apa jika hanya bernyanyi for fun, toh itu juga lagu rohani?
Perhatikan firman di bawah ini:
Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum. (Mat 12:37)
Kata "ucapan" dalam bahasa aslinya adalah logos, yang salah satu artinya adalah something said, yaitu sesuatu yang diucapkan oleh lidah.
Menyanyi pun menggunakan lidah, kalo tidak memakai lidah namanya bersenandung atau bersiul. Zaman sekarang, banyak sekali lagu-lagu dunia yang macam-macam isinya, mulai dari lagu patah hati sampai dengan lagu yang penuh dengan kutukan dan sumpah serapah. Kalau lagu yang seperti itu sudah jelas harus dihindari karena sumbernya bukan dari Roh Kudus. Dulu waktu masih teenager, saya suka sekali dengan lagu-lagu dunia, sampai hafal liriknya, penyanyi, bahkan sampai ke judul albumnya. Ada satu lagu patah hati yang sangat saya gilai dulu, sampai akhirnya saya mengalami sendiri kisah dari lagu itu. Akhirnya saya pun kapok menyukai lagu-lagu patah hati. Sungguh, kutuk ucapan itu nyata.
Ya, kembali ke topik, sudah tentu kita sebagai laskar Kristus harus memfilter segala sesuatu yang masuk ke dalam kita, termasuk juga apa yang masuk ke dalam telinga kita dan keluar dari mulut kita. Dalam hal ini juga termasuk lagu rohani.
Matius 12:36 mencatat bahwa setiap perkataan sia-sia yang diucapkan harus dipertanggungjawabkan, apapun itu. Kembali ke lirik yang di atas, jika kita merasa sudah mengampuni sesama kita, untuk apa kita mengucapkannya dan menyanyikannya? Bukankan itu namanya perkataan sia-sia? Selain itu juga, dengan mengatakan hal yang demikian, kita secara tidak langsung membuka celah bagi diri kita sendiri bagi si jahat untuk mempunyai hak legal untuk menyerang kita.
Jadi saya pikir, sayang sekali jika kita menyanyi dengan tidak menggunakan hikmat kita, seperti yang tadi siang saya lakukan. Jadilah bijaksana dalam menggunakan lidah kita, dalam perkara apapun termasuk ketika menyanyikan lagu rohani, karena dampaknya bisa berkepanjangan dan tidak kita sadari.
Yak 3:5 Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar.
God bless you.
0 comments:
Post a Comment