Shalom all
Lima tahun setelah saya menerima Tuhan Yesus, saya lulus SMU dan pergi merantau ke ibu kota. Usia saya waktu itu 19 tahun, umur yang rentan untuk dilepas sendirian di metropolitan. Kehidupan saya waktu itu sangan baik, saya dekat dengan anggota keluarga saya, saya punya banyak teman dekat, nilai sekolah saya baik, ujian masuk perguruan tinggi saya lalui dengan hasil memuaskan, tidak ada masalah pada kesehatan dan fisik saya pun baik. Namun ada satu yang kurang, yaitu untuk pertama kalinya merasakan sakit hati akibat ulah mantan pacar saya. Hal itu membuat seluruh hidup saya berantakan. Sangat bersyukur sekali moment patah hati tersebut terjadi pada saat yang tepat, dimana saya harus meninggalkan SMU dan kuliah diluar kota, jadi saya tidak perlu lagi melihat dia atau mengetahui kabarnya. Oleh karena hal inilah, ketika sampai di Jakarta, kedekatan saya dengan Tuhan mencapai titik maximal, karena dulu, pada saat-saat inilah saya benar-benar membutuhkan Tuhan. Dan meskipun demikian, Tuhan Yesus tetap menyambut saya dengan baik.
Kehidupan saya di jakarta saya awali dengan banyak sekali berdoa kepada Tuhan. Sebenarnya hal itu sebagian besar disebabkan oleh pengalaman pribadi saya, namun selain itu juga ada rasa takut karena menjalani hidup di kota yang tidak saya kenal, tanpa teman-teman yang saya kenal dengan baik! Saya berada jauh di luar zona kenyamanan saya. Saya berdoa hampir sepanjang hari, memohon banyak hal, terutama meminta Tuhan melindungi saya dan menjauhkan saya dari orang-orang yang bukan pasangan hidup saya. Saya juga membaca alkitab secara acak. Hal itu menimbulkan ketenangan di dalam hati saya, dan perasaan yang saya alami jauh lebih menyenangkan dibandingkan pada saat saya berhura-hura bersama teman-teman terdekat sekalipun.
Di jakarta, saya menyewa rumah bersama dengan 2 orang teman dari kota lahir saya, yaitu Palembang. Saya sebenernya tidak terlalu mengenal mereka, hanya tahu mereka pernah satu sekolah dengan saya saja. Mereka mengambil jurusan akuntansi, sedangkan saya mengambil jurusan public relations, yang membuat kami tidak pernah mempunyai jadwal kelas yang sama. Kami juga bertetangga dengan teman satu SMU yang mengambil jurusan kuliah yang sama dengan saya, namun karena suatu hal di masa lampau, membuat saya tidak dekat dengannya. Teman2 serumah saya semuanya beragama B. Hal itu tidak menimbulkan masalah pada awalnya, namun berkembang menjadi bumbu perselisihan di masa selanjutnya.
Seperti yang telah saya bahas sebelumnya, ibu saya dulu adalah penganut B, oleh sebab itu ia dulu mempercayai kekuatan jimat kertas panjang yang ditulis dengan darah, yang kami sebuh "hu". Jimat tersebut didapatkannya dari orang yang dipercaya berhubungan langsung dengan dewa, sehingga siapapun yang memegang jimat tersebut diyakini mendapatkan perlindungan langsung dari dewa yang bersangkutan. Cara pemakaiannya ada dua, yaitu dibakar dan dimasukkan ke dalam air lalu diminum, atau kertas tersebut disimpan di dalam benda pribadi yang selalu menyertai pemakai, seperti dompet, dan tidak boleh dibawa masuk ke dalam WC. Tanpa sepengetahuan saya, ibu saya rela mengantri selama beberapa jam di tempat praktek 'orang pintar' tersebut untuk mendapatkan jimat tersebut, yang katanya untuk keselamatan saya selama hidup di Jakarta. Saya baru mengetahuinya sehari sebelum saya berangkat, karena pada saat itulah ibu saya memberikan jimat itu kepada saya, padahal ia tahu bahwa saya adalah penganut Kristen, meskipun belum dibaptis. Oleh karena keberatan hati dan mendengar cerita ibu saya dalam mengantri berjam-jam sehabis pulang dari pasar, maka saya terpaksa mengambilnya. Tak tanggung-tanggung, saya diberikan 8 jimat untuk bekal di Jakarta! 7 untuk diminum setiap hari, untuk seminggu pertama disana dan sisanya untuk disimpan di dompet.
Malam pertama sampai di Jakarta, masih dengan suasana haru karena baru pertama kali jauh dari keluarga dan terus terngiang perjuangan ibu saya, maka saya memutuskan untuk meminum jimat hari pertama. Tidak ada perbedaaan apapun. Namun di lubuk hati yang paling dalam, saya tahu kalau saya telah membuat Tuhan sedih, walaupun di lain sisi saya merasa telah menghargai perjuangan dan perhatian dari ibu saya. Bagaimanapun, malam itu sebelum tidur saya berdoa kepada Tuhan Yesus dan pergi tidur dengan perasaan bersalah.
Saya meneruskan meminum jimat tersebut sampai dengan hari ke-4, dimana sejak malam ke-3 saya merasakan perbedaaan karena mengkonsumsi benda tersebut. Saya merasakan hadirnya seseorang, suatu bayangan hitam di sisi tempat tidur saya, mengawasi setiap gerak gerik saya. Ia berdiri disana, saya mengetahuinya, namun ketika saya lihat, tidak ada suatu apapun disana. Saya merasa takut dan terancam. Tidak ada damai seperti yang biasanya saya rasakan. Awalnya, saya bertanya-tanya darimana asalnya benda hitam itu, namun jawabannya segera ditemukan pada hari ke-4, setelah saya meminum jimat ke-4, saya merasakan kehadiran yang lebih dalam, lebih pekat, lebih nyata. Saya tahu bahwa hal ini tidak boleh diteruskan. Hanya oleh keberanianyang dari Tuhan Yesus-lah saya dapat melakukan hal yang saya akhirnya perbuat terhadap sisa jimat yang ada.
Pada malam ke-4 tersebut, tidak ada seorang pun di rumah sewaan saya. Kedua teman saya sedagn menghadiri camping penyambutan anak Akuntansi angkatan 2003, yang berlangsung beberapa hari. Jadi mereka tidak akan pulang ke rumah hari itu. Dengan nekat, saya membawa 4 jimat yang tersisa; 3 untuk diminum, 1 dari dalam dompet, dan merobek semuanya dengan berkata "dalam nama Tuhan Tesus Kristus" lalu dibuang ke dalam kotak sampah. Pada saat itu saya benar2 menyadari bahwa saya baru saja mengibarkan bendera perang kepada isi di dalam jimat2 tersebut, walaupun dulu saya tidak tahu bagaimana caranya berperang di bawah kekuasaan Tuhan Yesus! Itulah sebabnya kenapa laskar Kristus diistilahkan dengan prajurit..
2Tim 2:3 Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.
2Tim 2:4 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.
..dan harus selalu mengenakan perlengkapan senjata Allah.
Eph 6:11 Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;
Eph 6:13 Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.
Sebagai prajurit Kristus, kita berperang melawan roh jahat di dalam roh!
Namun, tangan Tuhan Yesus itu tak pernah kurang panjang. Ia tidak pernah mengecewakan yang bersandar kepadaNya, dan ia mengulurkan bantuan tepat pada waktunya. Pada saat itu, saya tidak tahu bagaimana menggunakan otoritas sebagai anak Allah..
Luk 10:19 Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.
..juga tidak tahu jika kita dapat menghardik roh jahat dengan nama Tuhan Yesus..
Mar 16:17a Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku,
..namun harus dengan iman..
Mat 17:19 Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?"
Mat 17:20 Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.
Oleh karena kita berseru kepadaNya, Tuhan Yesus langsung turun tangan.
Saya merasakan ketakutan yang luar biasa setelah merobek-robek jimat itu. Saat itu jam 9 malam dan saya masuk ke dalam kamar saya dan menguncinya. Anehnya, walaupun saya takut, saya tidak lagi merasakan kehadiran bayangan itu. Saya segera melompat ke dalam selimut, kemudian berdoa sambil gemetaran. Saya merasa benar2 takut kemudian tengah malam saya terbangun, tiba2 saya merasa badan saya seperti panas dingin padahal saya tidak sedang sakit. Seketika itu saya juga merasa ada sesuatu yang mau menggapai saya namun tidak bisa. Posisi ranjang saya pada saat itu membelakangi sebuah jendela besar. Dan dari belakang kepala saya, saya mendengar suatu suara yang aneh, sulit untuk dideskripsikan. Seperti suara parau yang mengeluarkan bunyi seperti tawon yang berdengung pelan, namun nadanya naik turun. Seperti bunyi suatu bahasa aneh yang tidak pernah saya dengar sebelumnya. Saya juga mendengar ia mencakar2 pelan kaca jendela kamar saya. Saya tidak menoleh ke belakang ataupun coba melirik ada apa dibalik tirai itu. Saya merasa terlalu takut, merasa kacau dan tidak tahu apa yang harus dilakukan kecuali berdoa minta perlindungan Tuhan Yesus. Saya menangis dan gemetaran sampai akhirnya saya tertidur sambil memeluk alkitab.
Malam itu saya bermimpi. Saya berdiri tengah malam di seberang jalan di depan rumah sewaan saya, dan saya melihat dengan jelas ada suatu kain transparan putih bersinar yang menutupi bagian luar dari kamar saya. Hanya di bagian kamar saya. Kemudian keesokan harinya saya terbangun dan saya sangat tertegun ketika meingingat mimpi tadi malam. Sudah jelas sekali siapa yang meletakkan tirai roh tersebut disana. Tuhan Yesus mendengar saya minta tolong. Saya tahu kenapa roh jahat tersebut 'mencakar-cakar' kaca jendela tanpa bisa masuk dan menyentuh saya. Oh, Halleluya! Tuhan Yesus mengizinkan saya melihat tirai tersebut dalam roh saya, sehingga untuk waktu-waktu berikutnya saya tidak boleh ragu lagi buat perlindunganNya bagi orang-orang yang berseru dan bersandar kepadaNya. Sejak saat itu saya tidak merasakan gangguan langsung dari roh jahat yang menyerang saya itu. Sungguh, Tuhan Yesus sendiri yang mengharidknya. Terima kasih ya Tuhan.
Kehidupan saya di rumah sewaan tersebut tidak berlangsung menyenangkan. Sebenarnya saya mempunyai teman-teman serumah yang menyenangkan. Hanya saja mereka mempunyai beberapa teman yang mengganggu saya. Keadaan itu saya biarkan saja, malah keadaan tersebut membuat saya bertambah dekat dengan Tuhan. Saya habiskan hari-hari awal perkuliahan saya dengan menghadiri kelas, berdoa, dan membaca alkitab.
Beberapa bulan setelah saya tinggal disana, saya kembali bermimpi aneh. Kami seperti sedang kedatangan tamu yang tampaknya kami kenal (namun dalam kehidupan nyata tidak), dan ketika setelah kami berbincang-bincang beberapa lama, tamu yang mengaku sebagai 'penunggu rumah' dan dewa kayu tersebut berteriak marah-marah dan berjalan ke arah kamar saya. Saya ingat sekali, ia meneriakkan "sebelum kalian datang, rumah ini adalah kekuasaan saya. Saya bebas kemana saja saya mau. Tapi sejak kalian datang, saya tidak bisa lagi masuk ke kamar ini ( ia berteriak menunjuk ke arah kamar saya, sambil berjalan dan masuk satu langkah kedalamnya), Itu semua karena berlian ini, BERLIAN INI!!" Saya sadari yang dia maksud dengan berlian adalah alkitab. Di dalam mimpi tersebut, saya punya 2 alkitab, padahal di kehidupan nyata hanya ada 1, dan dalam mimpi itu alkitab yang satunya adalah sebuah gantungan kunci miniatur alkitab. Dan yang ditunjuk oleh 'dewa kayu' tersebut adalah gantungan kunci tersebut. Ia menunjuk dengan sebuah tongkat kayu yang sangat besar, tipikal tongkat dewa yang dipatung-patung kuil, dan dengan ujung tongkat itu ia membakar gantungan kuncinya. Saya merasa panik dan gugup, namun dalam mimpi saya meneriakkan 'Halleluya' sampai 3 kali. Tepa ketika saya meneriakkan Haleluya yang ke-3 kalinya, saya terbangun. Keadaan pada saat saya terbangun, hening, sama pada saat saya mau tidur sebelumnya. Namun keadaan di hati saya sangat berbeda. Hati saya merasa heran, aneh, tapi juga merasa senang dan excited! Wow, ternyata kegiatan saya membaca ayat-ayat alkitab dengan bersuara ini membuahkan hasil yang tidak saya sangka dan duga sebelumnya, menghalau penunggu rumah yang berupa roh dari kamar saya. Ternyata hal tersebut sangat-sangat mengganggunya. Luar biasa Firman Tuhan itu. Semenjak itu saya jadi tambah sering membaca alkitab dengan bersuara karena saya tahu hal itu menimbulkan efek yang besar sekali di dunia roh.
Memang penunggu rumah itu tidak mengganggu saya, namun ada hal lain yang sangat mengganggu saya, yaitu tentang pertemanan saya dengan orang serumah beserta dengan teman-temannya. Waktu itu saya anggap mereka sudah keterlaluan, memonopoli rumah dengan teman-temannya yang selalu datang menginap, dan dari sana banyak hal-hal kecil yang membuat saya merasa terkucilkan dan tidak dianggap. Saya banyak sekali mengalami tekanan batin selama tinggal 3 tahun disana. Namun, disaat itulah Tuhan Yesus benar-benar menolong saya, menggapai saya dengan tanganNya yang kuat. Ia mendatangkan kepada saya teman-teman yang baik dan takut kepada Tuhan. Teman-teman yang selalu mendukung saya dalam segala hal, kalau saya berencana bolos kelas, beberapa dari mereka mendatangi saya ke kamar dan 'menyeret' saya ke kampus. Mereka sudah seperti keluarga bagi saya. Dan anehnya, mayoritas teman-teman saya semasa kuliah adalah anak-anak Tuhan YesusItu membuat iman saya bertambah kokoh di dalam Tuhan Yesus. Dalam masa-masa kuliah saya, saya juga jadian dengan suami saya sekarang. Sayalah yang pertama kali mendapatkan pacar diantara teman-teman serumah saya dan gengnya, dan saya merasa amat senang dengan hal itu. Nilai kuliah saya juga sangat baik. Saya selalu mendapat IP yang paling besar diantara mereka dan yang pada akhirnya lulus dalam waktu semester 7. Yaitu yang paling cepat dari antara semuanya. Saya yakin dan percaya, bahwa semua berkat luar biasa ini saya dapatkan dari Tuhan Yesus. Ia meninggikan orang yang direndahkan. Tentunya bagi orang-orang yang berseru dan bersandara kepadaNya. Ia tidak pernah meninggalkan kita, malahan Ia selalu menopang kita. Saya sangat bersyukur sekali jika teman-teman serumah saya dan gengnya tersebut mengetahui bahwa saya orang percaya, dan bahkan saya dicap fanatik. Pernah suatu saat garis tangan saya dilihat oleh satu teman serumah yang katanya bisa meramal,"Wah ndah, ga boong nih, garis tangan pembantu gw di rumah lebih bagus daripada lo. Kalo dilihat dari sini sih, sekolah lo berantakan abis. Tapi gw heran juga yagh kok beda sama kehidupan loe". Amin, kita orang percaya gak bisa diramal. Hanya Tuhan Yesuslah yang mengetahui tiap-tiap jalan manusia dan masa depannya. Saya juga sudah minta maaf dalam nama Tuhan Yesus untuk keisengan meramal saya itu dan juga telah patahkan setiap kutuk dan kuasa ramalan tersebut.
Selain Tuhan menganugerahkan banyak teman baik, nilai kuliah yang baik, kekasih, dan juga waktu kelulusan yang cepat kepada saya. Ia yang sangat baik juga telah menyediakan kado yang luar biasa untuk saya. Beasiswa S2 ke New Zealand! Saya yang biasa-biasa saja bisa dapat beasiswa ke luar negeri, bahkan sebelum teman-teman serumah saya dan gengnya lulus S1. Lihat betapa Tuhan Yesus baiknya kepada saya, meskipun kualitas kerohanian saya merosot drastis dibanding saya pertama lepas di Jakarta. Saya banyak sekali tersandung dan bahkan hampir jatuh, tapi Tuhan Yesus selalu angkat saya. Saya akui banyak sekali membuat Tuhan Yesus sedih pada saat akhir-akhir kuliah. Namun Tuhan Yesus tetap setia dan tidak menarik rancanganNya yang mendatangkan damai sejahtera untuk memberikan saya dan orang-orang percaya lainnya masa depan yang penuh harapan (Yer 29:11). Bagaimanapun saya sangat menyesal.
Pada saat keadaan di Jakarta nyaman, saya jauh dari Tuhan, saya mementingkan kekasih saya, teman-teman saya, dan bahkan keinginan daging saya. Saya jarang berdoa, jarang membaca alkitab, dan mencoba-coba melakukan hal-hal yang nakal. Sebenarnya, Tuhan Yesus sudah coba tegur saya melalui banyak hal, misalnya melalui teman dekat saya yang anak pendeta. Ia sering mengajak saya untuk pergi ke chapel, suatu kebaktian kampus yang diadakan seminggu sekali. Ia juga sering sharing ke saya mengenai Tuhan Yesus. Saya juga sharing ke dia, tapi lebih pada pengalaman saya dulu bersama Tuhan Yesus, bukan keadaan kualitas iman saya pada waktu itu.
Saat iman saya merosot, secara roh saya mengalami beberapa gangguan aneh. Pernah suatu saat saya mengalami ketindihan, suatu kondisi dimana seluruh tubuh saya tidak bisa digerakkan ketika sedang tidur namun saya sadar 100%. Saya sering mengalami hal ini. Namun kali ini agak berbeda. Biasanya saya merasakan suatu tekanan yang merata di sekujur tubuh saya, sehingga badan saya lumpuh sementara. Tapi waktu itu saya merasa seperti ditusuk oleh benda tajam yang panjang. Tusukan itu terasa sangat dalam, sampai saya kesakitan, dan saya merasa urat-urat leher saya keluar semua karena menahan sakit. Saya tidak berani membuka mata.
Beberapa lama kemudian, saya teringat tentang mimpi 'penunggu rumah' yang tidak bisa memasuki kamar saya. Saya juga ingat tentang tongkatnya yang membakar gantungan kunci alkitab itu. Dan saya tersadar, rupanya celah sudah terbuka, ia sekarang bebas lalu lalang kembali dikamar saya. Dan tongkatnya itulah yang ia gunakan untuk menusuk perut saya.
Mimpi aneh juga dialami oleh teman saya yang waktu itu menginap disana. Dalam mimpinya, tembok yang saya pasangi tanda salib runtuh dan bobrok semua sehingga kamar saya terlihat telanjang dari luar. Saya yakin bahwa Roh Kudus mencoba untuk memberitahu saya, pertahanan saya satu-satunya telah runtuh, tentunya karena tindakan saya yang jauh dari perintah tuhan Yesus dan terutama karena hubungan saya dengan Tuhan Yesus sudah mengecil dan nyaris hilang. Selain itu juga banyak hal-hal aneh lainnya, seperti hubungan saya dengan teman-teman serumah dan gengnya yang semakin aneh, seperti ada intervensi dari roh jahat yang selalu mencoba memasukkan hal-hal buruk ke pikiran kami masing-masing sehingga jarak kami semakin menjauh, juga gangguan dari roh jahat secara langsung, seperti mengetuk-ngetuk tembok di tengah malam.
Namun dengan banyaknya gangguan karena celah yang saya buka. Tuhan Yesus juga tetap mengasihi saya dan tidak mengizinkan saya dicobai melebihi batas-batas kemampuan saya. Malahan memberikan saya banyak berkat, sampai akhirnya saya disadarkan begitu baiknya Tuhan itu dan hal itulah yang membuat saya mendekat lagi kepada Tuhan Yesus. Sampai akhirnya saya lulus kuliah dan kembali lagi ke Palembang dimana keadaan rohani saya sudah semakin membaik.
Ya, ayat inilah yang benar-benar saya alami. Saya menjadi sungguh-sungguh mengasihi Allah, karena apa? Jelas karena Allah yang terlebih dulu mengasihi saya dan memenangkan hati saya. Sungguh Dia Allah Tuhan luar biasa.
1Jn 4:10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
1Jn 4:19 Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
Ya, ayat inilah yang benar-benar saya alami. Saya menjadi sungguh-sungguh mengasihi Allah, karena apa? Jelas karena Allah yang terlebih dulu mengasihi saya dan memenangkan hati saya. Sungguh Dia Allah Tuhan luar biasa.
Saya sangat sadar sekali bahwa dulu keadaan rohani saya up and down, sesuai mood saya saja. Saya sadari hal itu salah, salah besar. Sebagai anak Tuhan Yesus, alkitab mengatakan bahwa kita tidak boleh panas dingin atau suam-suam kuku, tapi hendaklah kita selalu 'panas'. Hukumannya jika kita suam-suam kuku adalah akan dimuntahkan dari mulut Tuhan (Wah 3:16). Tapi bagaimana caranya untuk menjaga kerohanian kita tetap berapi-api? Yang Tuhan Yesus ajarkan pada saya di awal-awal keselamatan saya adalah pengalaman bersama Tuhan Yesus, tapi dengan berjalannya waktu, Tuhan Yesus juga ajarkan hal lain kepada saya. Hal itu akan saya sharingkan nanti.
Semoga memberkati (",)
Semoga memberkati (",)
6 comments:
Terima kasih telah berbagi.
^___^
@huNnuky sama-sama kiranya dapat memberkati JBU
Haloo....salam kenal Ci Indah. Saya Louisa. Kenal blog ini dari blognya Ci Stephanie Gunawan hehe...bagus banget kesaksiannya!! ^^ Maju terus dalam Tuhan ya Kak :)
Hello and shalom Louisa (",)
Thanks yah udah dibaca sharingnya..smg bisa jadi berkat buat Louisa. Amin. Kamu juga ya keep the fire burning. Cia youu!
salam kenal ci Indah..
saya Cynthia.
kesaksiannya bagus banget!!
salut sama hidup cici :D
salam kenal juga Cynthia
thank you ya, kesaksian aku biasa aja dibanding dengan yg lain.
Tapi yang pasti Tuhan Yesus itu baik banget
Post a Comment