Shalom all,
Kali ini mau sharingnya tentang kado terindah dari Tuhan Yesus yaitu Joshua Jonathan Hendri .Anak pertama kami, yang begitu lucu, menyenangkan, baik hati dan sangat precious. Ini sharingnya dari istriku, aku cuma tinggal ketik aja disini hehe :). Inilah sharingnya.....
Bersyukur sekali punya Allah yang luar biasa, Tuhan Yesus, yang menganugerahi kami anak yang sangat lucu dan sehat,si baby Joshua Jonathan Hendri. Sebulan setelah kami menikah, saya mengandung. Kehamilan saya tersebut pada waktu itu membuat kaget semua orang yang mendengarnya. Hal itu disebabkan oleh banyak sekali faktor, misalnya keadaan kami yang belum mapan ( kami belum mempunyai pekerjaan pada saat itu), kemana kami mau melangkah pun kami belum tahu, usia kami, keuangan kami dan lain-lainnya. Yang kami punya hanya satu yaitu iman kepada Tuhan Yesus.
Saya ketahuan mengandung pada waktu kami di Bali, dua hari sebelum keberangkatan kami ke New Zealand. Waktu itu usia kandungannya empat minggu. Perasaan kuatir sempat melanda ketika itu, mengenai keadaan kami ( apakah kami mampu), mengenai perjalanan pulang ke New Zealand yang memakan waktu bersih sepuluh jam di udara. Namun kami terus melangkah mantap untuk terbang ke New Zealand, karena selain kami beriman bahwa Tuhan Yesus akan membawa kami untuk tinggal di negeri yang penuh dengan susu dan madu yang kami yakini yaitu New Zealand, juga kami beriman bahwa jika Tuhan Yesus yang beri anak ini kepada kami, Ia sendiri yang akan menguatkan janin dalam kandungan saya. Tidak ada kekuatiran dalam benak saya mengenai keadaan janin ketika saya terbang, walaupun sebelumnya teman-teman saya berkata bahwa banyak orang yang mengalami keguguran walau mereka hanya melakukan perjalanan dalam negeri. Puji Tuhan saya dikuatkan.
Kekuatiran saya tidak ada ketika itu dikarenakan oleh keyakinan kami bahwa anak ini adalah pemberian Tuhan, bahwa Tuhanlah yang merencanakan saya mengandung dan melahiran seseorang yang akan dipakai untuk kemuliannnya ketika ia besak kelak. Terlebih lagi ketika kami cek kandungan di Bali, dokternya mengatakan bahwa tidak apa-apa melakukan perjalanan jauh ketika hamil muda. Jadi kami makin tenang.
Perjalanan ke NZ berlangsung lancar sekali, tidak ada hambatan sama sekali bahkan ketika kami masuk NZ, tas kami tidak digeledah sama sekali. Rasanya tidak seperti melakukan perjalanan internasional. Ketika kami sampai di Blenheim (kota yang kami tinggali sekarang) pun semuanya berjalan mulus. Puji Tuhan.
Ketika sampai di Blenheim, kami pun belum menemukan akomodasi, jadilah kami berputar-putar di Blenheim selama beberapa jam. Saya rasanya cape sekali, belum lagi saya selalu muntah-muntah di jalan. Sampai akhirnya kami memutuskan untuk berdoa dan bertanya kepada Tuhan mengenai rumah yang Tuhan sediakan. Tuhan berikan kami nama jalan yaitu weld st. Dalam list kami ada satu rumah yang bertempat di jalan tersebut, maka dengan semangat kami pergi ke rumah tersebut. Sesampai disana ternyata kamarnya sudah disewakan kepada orang lain, kami hanya terlambat sepuluh atau lima belas menit saja!! Tidak ada yang kebetulan, pemilik rumah tersebut tengah hamil tua. Ketika ia tahu bahwa saya juga sedang hamil, ia segera menawarkan untuk mengantar saya ke bidannya. Berkat bantuan dari wanita itulah saya mendapatkan bidan untuk kandungan saya. Tuhan itu ajaib luar biasa, walaupun akhirnya kami tidak tinggal di rumah tersebut. Tapi kami mendapatkan sesuatu yang jauh penting, yaitu seseorang untuk mengecek kandungan saya. Bahkan ketika kami belum mencari pun Tuhan sudah menyediakan, bahkan pada hari pertama kami pulang ke NZ. Sungguh luar biasa!!
Kami selalu berdoa untuk keadaan janin setiap harinya. Pada suatu saat pada saat janin berumur kurang lebih sebulan , saya mendapat kata dari Tuhan ketika berdoa. Joshua dan Jonathan. Ya, Tuhan memberi nama untuk janin. Joshua dalam bahasa ibrani berarti God is my salvation (Tuhan adalah keselamatanku) dan Jonathan juga dalam bahasa ibrani berarti Gift of God (pemberian dari Tuhan). Melalui nama tersebut kami tahu bahwa Tuhan memberi kami anak laki-laki. Ketika kami bilang anak kami bakal laki-laki kepada orang lain, seperti keluarga suami saya, mereka tidak percaya karena menurut perhitungan, anak kami adalah perempuan. Bahkan ketika kami beritahu ke teman-teman perseketuan, mereka juga kurang yakin, karena bisa saja Tuhan memberikan nama tokoh lelaki di alkitab kepada anak perempuan. "Nanti kalo anaknya cewek, kasih nama Joshuana dong ya", celetuk salah seorang teman persekutuan. Mereka juga tidak diyakinkan kalo anak ini benar-benar yang Tuhan kehendaki dari kami, mengingat betapa besarnya kuasa musuh dalam dunia saat ini yang dipercaya sangat menyulitkan kehidupan manusia. Tapi kami sungguh-sungguh yakin dan percaya bahwa Tuhan Yesus yang menghendaki anak ini dari awalnya.
Kehamilan saya sangat dijaga oleh Tuhan. Saya berniat bekerja di awal kehamilan, namun aplikasi saya tidak ada yang tembus. Saya juga sempat mengalami kejenuhan di rumah dan merasa "useless". Namun, ketika berdoa mengenai pekerjaan saya, Tuhan katakan 'belum saaatnya' dan saya mendapatkan penglihatan yang mempunyai kesan keadaan kurang baik bisa terjadi jika saya saat itu bekerja. Jadi yang saya lakukan adalah mengurus suami dan kandungan saya baik-baik.
Ada satu hal yang menarik. Pada usia tujuh bulan kehamilan, saya ditawari pekerjaan. Pekerjaan ini terbilang gampang, data entry. Saya hanya harus duduk menyalin data dari kertas kerja ke komputer. Yang menarik dari pekerjaan ini adalah fasilitasnya. Orang yang merekut saya yaitu teman saya sendiri, dia sangat baik sekali. Ia sering mengantar jemput saya setiap kerja, selain itu, setiap saya kesana juga selalu disuguhi makanan yang enak. Teman saya itu sangat perhatian, diberkatilah dia. Oleh karena itu, saya yakin bahwa pekerjaan singkat itu pemberian dari Tuhan untuk saya mengisi waktu dan juga tambahan untuk membeli produk bayi. Tuhan luar biasa, bahkan untuk pekerjaan sementara pun Ia sediakan yang terbaik. Puji Tuhan
Salah satu bukti nyata bahwa anak ini benar-benar Tuhan berikan adalah perlindungan-Nya terhadap kesejahteraan kami. Dengan hanya bermodalkan iman, kami terbang ke NZ untuk melahirkan anak ini, tanpa mengetahui kira-kira biaya yang dibutuhkan, mulai dari bayaran bidan untuk cek kehamilan selama sembilan bulan, bayaran proses kelahiran, bayaran dokter anak, sampai dengan harga produk keperluan bayi. Baru setelah kami kembali ke NZ dan mendapatkan informasi mengenai hal-hal tersebut diatas, kami akhirnya tersadar bahwa semuanya itu sangat mahal!!!! Belum lagi hanya suami saya yang bekerja, kami hanya punya single income. Bayaran bidan dan melahirkan sebenernya bukanlah hal yang dipusingkan oleh warga negara NZ, baik citizen maupun PR, dan para pemegang work permit selama dua tahun ditanggung oleh pemerintah. Tapi semua diluar itu harus membayar. Kami berdua adalah pemegang work permit satu tahun, suama saya sebenernya pemegang work permit dua tahun, namun diantara izin kerjanya ada terselip visa turi yang menutup kemungkinan kami mendapatkan fasilitas tersebut dengan gratis. Tapi puji Tuhan, ketika kami mengecek apakah kami eligible, perawat langsung menelepon ke bagian imigrasi dan mereka katakan "ya". Tapi hanya berlaku sampai agustus 2008, yaitu bulan habis berlakunya work permit kami. Ia katakan saya eligble karena saya punya student visa selama 2 tahun, dan 1 tahun work permit. Padahal kami baca di kertas keterangan pembayaran, student visa tidak bisa digunakan. Tapi puji Tuhan kami eligble walau hanya sampai Agustus (perkiraan saya melahirkan bulan Oktober) Jadi bayaran bidan tidak kami pusingkan lagi
Bulan Agustus pun berlalu, waktu itu visa kami masi diproses, jadi work permit yang lama sudah expired dan work permit yang baru belum jadi. Dalam hati saya sangat kuatir, tapi Tuhan selalu katakan dan ingatkan jangan kuatir. Tapi bagaimana pun juga saya amat kuatir! Bagaimana tidak, jika kami harus membayar, menjual seluruh isi rumah dan mobil pun masi belum cukup untuk melunasinya. Yang saya pegang saat itu hanyalah janji Allah, bahwa Ia akan memenuhi segala keperluan kita menurut kekayaan dan kemuliaan Nya dalam Kristus Yesus (Filipi 4:19). Dengan penuh keyakinan suami saya mengatakan bahwa kami masi eligible, tapi perkataan suster mengenai kami hanya eligible sampai bulan Agustus terus teringat di pikiran saya.
Bulan Oktober pun tiba. Di bulan inilah saya melahirkan si baby Joshua Jonathan, dan work permit kami pun masi dalam proses. Proses persalinan tidak berlangsung terlalu lama, 9.5 jam dan tidak terlalu menyakitkan. Saya tidak menangis sama sekali, bahkan saya sempat mengobrol dan tertawa saat menjalani operasi. Oh iya setelah 9 jam kontraksi sampai akhirnya saya pembukaan penuh, dokter mengatakan bahwa baby terlalu besar buat saya sehingga saya harus dioperasi caesar. Saya sangat bersyukur sekali ketika mendengar bahwa saya harus dioperasi karena adalah mimpi terburuk saya jika daerah perineum saya harus digunting. Tuhan tau yang terbaik :). Di tengah kontraksi, suami saya menganjurkan untuk berdoa. Ketika beberapa saat, saya berdoa. Dengan sangat tiba-tiba setelah saya berdoa, saya dikuasi oleh Roh Kudus. Waktu itu saya ingin mengatakan sesuatu kepada suami saya, tapi saya tidak bisa mengontrol apa yang saya ucapkan. Semua yang saya ucapkan adalah bahasa roh dan ada beberapa kata 'syukur' yang terselip di tengah-tengah bahasa roh tersebut. Juga ketika saya berdoa mengenai persalinan, saya mendapat penglihatan ada seorang malaikat besar berpakaian putih menyala diatas bagian perut saya. Puji Tuhan sekali, pantas saya merasa tenang pada saat di ruang operasi.
Joshua lahir sehat sempurna dengan Apgar 9/10, pada tanggal 25 Oktober 2010, dengan tinggi 49 cm dan berat 3.89 kg. Cukup besar untuk ukuran anak pertama orang Asia. Setiap mata yang memandang dia mengatakan dia tidak kelihatan seperti bayi yang baru lahir. Puji Tuhan. Karena badannya yang besar dan sehat itulah yang memampukan kami untuk mengurusnya di hari-hari pertama. Ya, kami hanya mengurusnya berdua, karena ibu saya belum bisa datang karena terbentur dengan masalah visa. Tapi praise The LORD, Tuhan yang berikan kekuatan kepada kami dan sanggupkan kami.
Setelah Joshua lahir, visa kami juga masi belum keluar. Hati saya pun terus bertanya-tanya apakah kami masi eligible. Tapi saya tidak bertanya kepada perawat yang kemudian akan mengecek lebih lanjut ke imigrasi karena takut ditagih. Anehnya, invoice tersebut sampai sekarang tidak kunjung datang, padahal visa kami baru diterima di bulan Desember. Ajaib sungguh ajaib. sampai sekarang pun saya masi terheran-heran dengan hal itu. Jadi jika ada orang yang bertanya kepada saya kenapa bisa melahirkan dengan gratis, jawabannya "saya tidak tahu" . Semuanya berkat dari campur tangan Tuhan. Kemuliaan hanya bagi Tuhan.
Hal yang serupa juga terjadi ketika kami mau mengecek Joshua ke dokter. Setelah mendaftarkan Joshua ke salah satu dokter terkenal di kota ini. Kami pun mendapatkan semua dengan gratis. Rasanya seperti kami ini citizen saja. Tapi kalo dipikir-pikir, pantas saja hal ini terjadi, karena kita ini anak-anak kerjaan Allah, anak Raja atas segala raja! Mau apa tinggal minta kepada Empunya langit dan bumi. Itulah kelebihan orang-orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus. Terima kasih Tuhan telah dengarkan doa kami.
Sampai sekarang pun kami selalu menerima berkat yang ditujukan kepada baby Joshua Jonathan. Mulai dari produk perlengkapan baby, uang, dan emas. Hanya sedikit sekali perlengkapan bayi yang kami beli sendiri. Sungguh, Tuhan yang penuhi semua kebutuhan anak ini. Joshua sungguh-sungguh anak yang dikasihi dan diberkati Tuhan.
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia. Bagi dialah kemuliaan sampai selama-lamanya. Roma 11:36
Yagh begitulah sharing dari istri saya tentang si baby Joshua Jonathan,anak dari Tuhan Yesus, saya cuma mau bantu mengetiknya saja hehe. kiranya dapat menguatkan dan memberkati saudara-saudara sekalian. Amien.
Ini ada foto si baby Joshua Jonathan yang lucu dan gemesin hehe
Jesus love you ....
Kali ini mau sharingnya tentang kado terindah dari Tuhan Yesus yaitu Joshua Jonathan Hendri .Anak pertama kami, yang begitu lucu, menyenangkan, baik hati dan sangat precious. Ini sharingnya dari istriku, aku cuma tinggal ketik aja disini hehe :). Inilah sharingnya.....
Bersyukur sekali punya Allah yang luar biasa, Tuhan Yesus, yang menganugerahi kami anak yang sangat lucu dan sehat,si baby Joshua Jonathan Hendri. Sebulan setelah kami menikah, saya mengandung. Kehamilan saya tersebut pada waktu itu membuat kaget semua orang yang mendengarnya. Hal itu disebabkan oleh banyak sekali faktor, misalnya keadaan kami yang belum mapan ( kami belum mempunyai pekerjaan pada saat itu), kemana kami mau melangkah pun kami belum tahu, usia kami, keuangan kami dan lain-lainnya. Yang kami punya hanya satu yaitu iman kepada Tuhan Yesus.
Saya ketahuan mengandung pada waktu kami di Bali, dua hari sebelum keberangkatan kami ke New Zealand. Waktu itu usia kandungannya empat minggu. Perasaan kuatir sempat melanda ketika itu, mengenai keadaan kami ( apakah kami mampu), mengenai perjalanan pulang ke New Zealand yang memakan waktu bersih sepuluh jam di udara. Namun kami terus melangkah mantap untuk terbang ke New Zealand, karena selain kami beriman bahwa Tuhan Yesus akan membawa kami untuk tinggal di negeri yang penuh dengan susu dan madu yang kami yakini yaitu New Zealand, juga kami beriman bahwa jika Tuhan Yesus yang beri anak ini kepada kami, Ia sendiri yang akan menguatkan janin dalam kandungan saya. Tidak ada kekuatiran dalam benak saya mengenai keadaan janin ketika saya terbang, walaupun sebelumnya teman-teman saya berkata bahwa banyak orang yang mengalami keguguran walau mereka hanya melakukan perjalanan dalam negeri. Puji Tuhan saya dikuatkan.
Kekuatiran saya tidak ada ketika itu dikarenakan oleh keyakinan kami bahwa anak ini adalah pemberian Tuhan, bahwa Tuhanlah yang merencanakan saya mengandung dan melahiran seseorang yang akan dipakai untuk kemuliannnya ketika ia besak kelak. Terlebih lagi ketika kami cek kandungan di Bali, dokternya mengatakan bahwa tidak apa-apa melakukan perjalanan jauh ketika hamil muda. Jadi kami makin tenang.
Perjalanan ke NZ berlangsung lancar sekali, tidak ada hambatan sama sekali bahkan ketika kami masuk NZ, tas kami tidak digeledah sama sekali. Rasanya tidak seperti melakukan perjalanan internasional. Ketika kami sampai di Blenheim (kota yang kami tinggali sekarang) pun semuanya berjalan mulus. Puji Tuhan.
Ketika sampai di Blenheim, kami pun belum menemukan akomodasi, jadilah kami berputar-putar di Blenheim selama beberapa jam. Saya rasanya cape sekali, belum lagi saya selalu muntah-muntah di jalan. Sampai akhirnya kami memutuskan untuk berdoa dan bertanya kepada Tuhan mengenai rumah yang Tuhan sediakan. Tuhan berikan kami nama jalan yaitu weld st. Dalam list kami ada satu rumah yang bertempat di jalan tersebut, maka dengan semangat kami pergi ke rumah tersebut. Sesampai disana ternyata kamarnya sudah disewakan kepada orang lain, kami hanya terlambat sepuluh atau lima belas menit saja!! Tidak ada yang kebetulan, pemilik rumah tersebut tengah hamil tua. Ketika ia tahu bahwa saya juga sedang hamil, ia segera menawarkan untuk mengantar saya ke bidannya. Berkat bantuan dari wanita itulah saya mendapatkan bidan untuk kandungan saya. Tuhan itu ajaib luar biasa, walaupun akhirnya kami tidak tinggal di rumah tersebut. Tapi kami mendapatkan sesuatu yang jauh penting, yaitu seseorang untuk mengecek kandungan saya. Bahkan ketika kami belum mencari pun Tuhan sudah menyediakan, bahkan pada hari pertama kami pulang ke NZ. Sungguh luar biasa!!
Kami selalu berdoa untuk keadaan janin setiap harinya. Pada suatu saat pada saat janin berumur kurang lebih sebulan , saya mendapat kata dari Tuhan ketika berdoa. Joshua dan Jonathan. Ya, Tuhan memberi nama untuk janin. Joshua dalam bahasa ibrani berarti God is my salvation (Tuhan adalah keselamatanku) dan Jonathan juga dalam bahasa ibrani berarti Gift of God (pemberian dari Tuhan). Melalui nama tersebut kami tahu bahwa Tuhan memberi kami anak laki-laki. Ketika kami bilang anak kami bakal laki-laki kepada orang lain, seperti keluarga suami saya, mereka tidak percaya karena menurut perhitungan, anak kami adalah perempuan. Bahkan ketika kami beritahu ke teman-teman perseketuan, mereka juga kurang yakin, karena bisa saja Tuhan memberikan nama tokoh lelaki di alkitab kepada anak perempuan. "Nanti kalo anaknya cewek, kasih nama Joshuana dong ya", celetuk salah seorang teman persekutuan. Mereka juga tidak diyakinkan kalo anak ini benar-benar yang Tuhan kehendaki dari kami, mengingat betapa besarnya kuasa musuh dalam dunia saat ini yang dipercaya sangat menyulitkan kehidupan manusia. Tapi kami sungguh-sungguh yakin dan percaya bahwa Tuhan Yesus yang menghendaki anak ini dari awalnya.
Kehamilan saya sangat dijaga oleh Tuhan. Saya berniat bekerja di awal kehamilan, namun aplikasi saya tidak ada yang tembus. Saya juga sempat mengalami kejenuhan di rumah dan merasa "useless". Namun, ketika berdoa mengenai pekerjaan saya, Tuhan katakan 'belum saaatnya' dan saya mendapatkan penglihatan yang mempunyai kesan keadaan kurang baik bisa terjadi jika saya saat itu bekerja. Jadi yang saya lakukan adalah mengurus suami dan kandungan saya baik-baik.
Ada satu hal yang menarik. Pada usia tujuh bulan kehamilan, saya ditawari pekerjaan. Pekerjaan ini terbilang gampang, data entry. Saya hanya harus duduk menyalin data dari kertas kerja ke komputer. Yang menarik dari pekerjaan ini adalah fasilitasnya. Orang yang merekut saya yaitu teman saya sendiri, dia sangat baik sekali. Ia sering mengantar jemput saya setiap kerja, selain itu, setiap saya kesana juga selalu disuguhi makanan yang enak. Teman saya itu sangat perhatian, diberkatilah dia. Oleh karena itu, saya yakin bahwa pekerjaan singkat itu pemberian dari Tuhan untuk saya mengisi waktu dan juga tambahan untuk membeli produk bayi. Tuhan luar biasa, bahkan untuk pekerjaan sementara pun Ia sediakan yang terbaik. Puji Tuhan
Salah satu bukti nyata bahwa anak ini benar-benar Tuhan berikan adalah perlindungan-Nya terhadap kesejahteraan kami. Dengan hanya bermodalkan iman, kami terbang ke NZ untuk melahirkan anak ini, tanpa mengetahui kira-kira biaya yang dibutuhkan, mulai dari bayaran bidan untuk cek kehamilan selama sembilan bulan, bayaran proses kelahiran, bayaran dokter anak, sampai dengan harga produk keperluan bayi. Baru setelah kami kembali ke NZ dan mendapatkan informasi mengenai hal-hal tersebut diatas, kami akhirnya tersadar bahwa semuanya itu sangat mahal!!!! Belum lagi hanya suami saya yang bekerja, kami hanya punya single income. Bayaran bidan dan melahirkan sebenernya bukanlah hal yang dipusingkan oleh warga negara NZ, baik citizen maupun PR, dan para pemegang work permit selama dua tahun ditanggung oleh pemerintah. Tapi semua diluar itu harus membayar. Kami berdua adalah pemegang work permit satu tahun, suama saya sebenernya pemegang work permit dua tahun, namun diantara izin kerjanya ada terselip visa turi yang menutup kemungkinan kami mendapatkan fasilitas tersebut dengan gratis. Tapi puji Tuhan, ketika kami mengecek apakah kami eligible, perawat langsung menelepon ke bagian imigrasi dan mereka katakan "ya". Tapi hanya berlaku sampai agustus 2008, yaitu bulan habis berlakunya work permit kami. Ia katakan saya eligble karena saya punya student visa selama 2 tahun, dan 1 tahun work permit. Padahal kami baca di kertas keterangan pembayaran, student visa tidak bisa digunakan. Tapi puji Tuhan kami eligble walau hanya sampai Agustus (perkiraan saya melahirkan bulan Oktober) Jadi bayaran bidan tidak kami pusingkan lagi
Bulan Agustus pun berlalu, waktu itu visa kami masi diproses, jadi work permit yang lama sudah expired dan work permit yang baru belum jadi. Dalam hati saya sangat kuatir, tapi Tuhan selalu katakan dan ingatkan jangan kuatir. Tapi bagaimana pun juga saya amat kuatir! Bagaimana tidak, jika kami harus membayar, menjual seluruh isi rumah dan mobil pun masi belum cukup untuk melunasinya. Yang saya pegang saat itu hanyalah janji Allah, bahwa Ia akan memenuhi segala keperluan kita menurut kekayaan dan kemuliaan Nya dalam Kristus Yesus (Filipi 4:19). Dengan penuh keyakinan suami saya mengatakan bahwa kami masi eligible, tapi perkataan suster mengenai kami hanya eligible sampai bulan Agustus terus teringat di pikiran saya.
Bulan Oktober pun tiba. Di bulan inilah saya melahirkan si baby Joshua Jonathan, dan work permit kami pun masi dalam proses. Proses persalinan tidak berlangsung terlalu lama, 9.5 jam dan tidak terlalu menyakitkan. Saya tidak menangis sama sekali, bahkan saya sempat mengobrol dan tertawa saat menjalani operasi. Oh iya setelah 9 jam kontraksi sampai akhirnya saya pembukaan penuh, dokter mengatakan bahwa baby terlalu besar buat saya sehingga saya harus dioperasi caesar. Saya sangat bersyukur sekali ketika mendengar bahwa saya harus dioperasi karena adalah mimpi terburuk saya jika daerah perineum saya harus digunting. Tuhan tau yang terbaik :). Di tengah kontraksi, suami saya menganjurkan untuk berdoa. Ketika beberapa saat, saya berdoa. Dengan sangat tiba-tiba setelah saya berdoa, saya dikuasi oleh Roh Kudus. Waktu itu saya ingin mengatakan sesuatu kepada suami saya, tapi saya tidak bisa mengontrol apa yang saya ucapkan. Semua yang saya ucapkan adalah bahasa roh dan ada beberapa kata 'syukur' yang terselip di tengah-tengah bahasa roh tersebut. Juga ketika saya berdoa mengenai persalinan, saya mendapat penglihatan ada seorang malaikat besar berpakaian putih menyala diatas bagian perut saya. Puji Tuhan sekali, pantas saya merasa tenang pada saat di ruang operasi.
Joshua lahir sehat sempurna dengan Apgar 9/10, pada tanggal 25 Oktober 2010, dengan tinggi 49 cm dan berat 3.89 kg. Cukup besar untuk ukuran anak pertama orang Asia. Setiap mata yang memandang dia mengatakan dia tidak kelihatan seperti bayi yang baru lahir. Puji Tuhan. Karena badannya yang besar dan sehat itulah yang memampukan kami untuk mengurusnya di hari-hari pertama. Ya, kami hanya mengurusnya berdua, karena ibu saya belum bisa datang karena terbentur dengan masalah visa. Tapi praise The LORD, Tuhan yang berikan kekuatan kepada kami dan sanggupkan kami.
Setelah Joshua lahir, visa kami juga masi belum keluar. Hati saya pun terus bertanya-tanya apakah kami masi eligible. Tapi saya tidak bertanya kepada perawat yang kemudian akan mengecek lebih lanjut ke imigrasi karena takut ditagih. Anehnya, invoice tersebut sampai sekarang tidak kunjung datang, padahal visa kami baru diterima di bulan Desember. Ajaib sungguh ajaib. sampai sekarang pun saya masi terheran-heran dengan hal itu. Jadi jika ada orang yang bertanya kepada saya kenapa bisa melahirkan dengan gratis, jawabannya "saya tidak tahu" . Semuanya berkat dari campur tangan Tuhan. Kemuliaan hanya bagi Tuhan.
Hal yang serupa juga terjadi ketika kami mau mengecek Joshua ke dokter. Setelah mendaftarkan Joshua ke salah satu dokter terkenal di kota ini. Kami pun mendapatkan semua dengan gratis. Rasanya seperti kami ini citizen saja. Tapi kalo dipikir-pikir, pantas saja hal ini terjadi, karena kita ini anak-anak kerjaan Allah, anak Raja atas segala raja! Mau apa tinggal minta kepada Empunya langit dan bumi. Itulah kelebihan orang-orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus. Terima kasih Tuhan telah dengarkan doa kami.
Sampai sekarang pun kami selalu menerima berkat yang ditujukan kepada baby Joshua Jonathan. Mulai dari produk perlengkapan baby, uang, dan emas. Hanya sedikit sekali perlengkapan bayi yang kami beli sendiri. Sungguh, Tuhan yang penuhi semua kebutuhan anak ini. Joshua sungguh-sungguh anak yang dikasihi dan diberkati Tuhan.
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia. Bagi dialah kemuliaan sampai selama-lamanya. Roma 11:36
Yagh begitulah sharing dari istri saya tentang si baby Joshua Jonathan,anak dari Tuhan Yesus, saya cuma mau bantu mengetiknya saja hehe. kiranya dapat menguatkan dan memberkati saudara-saudara sekalian. Amien.
Ini ada foto si baby Joshua Jonathan yang lucu dan gemesin hehe
Jesus love you ....
2 comments:
What a cute babyyy. Congrats y ngeng n indah.
Thanks yo yak :)
Post a Comment